Solo (ANTARA News) - Ribuan orang warga Surakarta dan sekitarnya berebut air bunga jamasan pusaka milik Pura Mangkunegaran dalam acara ritual malam satu Suro di Pendopo Pura Mangkunegaran, Surakarta, Jateng, Minggu. Acara ritual yang dilakukan setiap malam satu suro atau Malam Tahun Baru Muharram Hijriyah 1430 dimulai kirab sejumlah pusaka dengan mengelilingi Pura Mangkunegaran sekitar pada pukul 19.15 WIB. Dua pusaka berujut tombak dan diikuti sebuah rumah-rumahan kecil atau bernama Joli yang berisi pakaian milik Mangkunagoro I atau Raden Mas Said yang panggul empat orang prajurit Mangkunegaran. Pusaka tersebut dibawa dikirabkan mengelilingi Pura Mangkunegaran dengan ikuti para kerabat Mangkunegaran dan masyarakat lainnya. Salah satu kerabat Mangkunegaran, Irawati, mengatakan, air bunga jamasan pusaka yang direbutkan masyarakat tersebut merupakan berkah bagi warga yang bisa mendapatkan. Ribuan orang dari berbagai daerah di Surakarta tersebut datang ke Pura Mangkunegaran hanya ingin mendapatkan air bunga jamasan pusaka. warga percaya air bunga itu membawa berkah bagi kehidupannya. Mereka mau berdesak-desakan untuk merebutkan air bunga tersebut dan itu dilakukan bukan hanya warga usia tua yang percaya. Namun, juga kaum muda laki laki dan perempuan berdesakan untuk memperoleh air bunga itu. Kardi (45), warga Jatiyoso, Tawangmangu, Karangnyar, mengakui mendapatkan setengah botol air bunga untuk mencuci mukanya agar mendapat berkah dari kebesaran Mangkunegaran. "Saya percaya air bunga ini membawa berkah bagi warga," katanya. Abdi Dalem Pura Mangkunegaran, Kartono menjelaskan, pusaka dibawa kirab keliling Pura Mangkunegaran dengan para kerabat dan abdi dalem. Mereka dengan melakukan "laku bisu" yang artinya prihatin dalam kondisi negara saat ini. Menurut dia, dengan laku keprihatinan tersebut yang bertujuan untuk mendapatkan keselamatan atau tolak bala (menolak segala perbuatan jahat-red). Selain itu, sejumlah abdi dalem juga menyebarkan bungkusan nasi yang diperebutkan ribuan orang yang mengikuti ritual tersebut. Menurut warga yang mendapatkan bukusan nasi tersebut mempunyai keyakinan akan mendapatkan banyak berkah dan diberi kemurahan rezeki. Setelah kirab mengelilingi pura, massa masih menunggu di pendopo Pura Mangkunegaran untuk berebut kembali air bunga yang kedua untuk dibagikan kepada mereka. Usai berebutnya air dan bunga yang dianggap membawa berkah tersebut, masyarakat kemudian membubarkan diri dengan membawa pulang berkah itu. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008