Rotterdam (ANTARA News) -  Ratusan warga Muslim Indonesia di Belanda menyambut Tahun Baru Hijriah dengan menggelar acara Kajian Intensif Islam Awal dan Akhir Tahun (KIIAAT) yang dipusatkan di Rotterdam, sejak 26 hingga 28 Desember 2008.

Mereka berasal dari beberapa kota di Belanda, bahkan ada pula dari Brussel, Belgia. Beberapa di antara mereka ada yang memboyong keluarga untuk mengikuti acara tersebut.

Menurut salah seorang panitia, Abdul Muiz, kegiatan yang rutin digelar setiap tahun ini sekaligus untuk memanfaatkan hari libur Natal dan Tahun Baru. Apalagi lanjutnya, kegiatan ini bertepatan dengan pergantian Tahun Baru Masehi.

Di Belanda, katanya, pesta tahun baru sangat marak dan biasanya acara tersebut dimanfaatkan masyarakat setempat untuk melakukan hal-hal yang kurang memberikan faedah.
 
Apalagi, kata Muizz, budaya Indonesia yang menganut sistem ketimuran, sangat berbeda dengan budaya Belanda, yang memiliki paham kebaratan.

Menurut dia, momen tahun baru ini akan lebih bermakna bila diisi dengan hal-hal yang baik, misalnya menggelar dzikir atau kajian-kajian Islam yang mengingatkan kita terhadap segala yang telah diperbuat tahun sebelumnya, mengevaluasi diri untuk menjadi manusia yang lebih baik di masa-masa mendatang.

Dalam kegiatan tersebut, mereka mendapatkan pula pelatihan shalat khusyuk dan berbagai materi terkait dengan kajian keteladanan Rasulullah, SAW.
 
"Selain memanfaatkan hari libur, kami juga bisa menjalin ukhuwah dan silaturrahmi dengan mereka-mereka yang sudah lama menetap di Belanda selama puluhan tahun," ujar salah seorang mahasiswa dari Maastricht, Belanda, Yufitriana Amir.
 
Selain warga Indonesia, kegiatan ini juga, dihadiri beberapa masyarakat Muslim Belanda. (*)

Copyright © ANTARA 2008