Sidoarjo (ANTARA News) - Dalam rangka Tahun Baru Islam 1 Muharram 1430 Hijriah, korban lumpur Lapindo yang tergabung dalam Forum Peduli Korban Lumpur (FPKL) menggelar doa bersama, Senin (29/12). Kegiatan doa bersama yang diikuti sekitar 300 korban lumpur ini dilakukan di halaman depan mantan Kepala Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Mahmudatul Fatchiyah. Hadir dalam kegiatan tersebut, Wakil Buati Sidoarjo dan juga Imam Nahrawi dari Partai Kabangkitan Bangsa. Acara doa bersama itu, dipimpin langsung oleh HM Zainuddin dari Majelis Dzikir SBY. "Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kerukunan bagi seluruh warga korban lumpur yang sekarang ini sudah banyak yang berpencar," kata Ketua panitia kegiatan, Mahmudatul Fatchiyah saat dikonfirmasi di Sidoarjo, Jatim, Senin (29/12). Lebih lanjut ia mengatakan, semburan lumpur yang menimpa tujuh Desa di Kecamatan Porong memang sangat merugikan. "Lumpur boleh saja memisahkan kami. Namun, jangan karena lumpur memisahkan persaudaraan kami," ucapnya. Dalam doa bersama ini lebih ditekankan pada harapan - harapan sisa ganti rugi pembayaran yang hingga kini belum dibayarkan oleh Minarak Lapindo Jaya (MLJ). "Semoga saja, doa kami ini dikabulkan, sehingga sisa pembayaran ganti rugi bisa cepat terselesaikan," katanya. Selain doa bersama, korban lumpur juga melakukan beberapa rangkaian acara lainnya seperti pementasan teater "Dheso Lumpur" serta menyanyikan lagu-lagu bernuansa Islami. Pada kesempatan yang sama, Wakil Bupati Sidoarjo, Saiful Illah menyatakan rasa simpatinya atas musibah yang dialami warga tujuh desa korban lumpur Lapindo. Selain itu, dirinya juga salut atas kerukunan kerukunan warga korban lumpur yang masih terjaga meski kini tidak tinggal satu lokasi lagi. "Intinya saya salut dengan perjuangan yang dilakukan oleh teman-teman selama ini atas nasib yang menimpa. Namun, jangan jadikan musibah ini sebagai salah satu penyebab mundurnya gairah hidup," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008