"Untuk sementara, kami baru bisa menyalurkan logistik untuk warga yang terjebak," kata Kepala BPBD Kabupaten Solok, Armen di lokasi kejadian, Sabtu siang.
Untuk menyalurkan makanan ke lokasi yang dikelilingi aliran sungai Batang Laweh itu, petugas Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD terpaksa membuat jembatan penyeberangan darurat dengan seutas tali.
Saat ini jembatan hanya bisa dilewati oleh petugas karena keterbatasan minimal beban di atas jembatan.
Baca juga: Masyarakat Muaro Paneh Solok khawatir banjir datang lagi
Baca juga: 3 nagari terkena banjir di Kabupaten Solok
Baca juga: Wamen PUPR: Solok Selatan siapkan data relokasi korban banjir
Melalui tali penyeberangan darurat itu, petugas berhasil menyalurkan makanan untuk warga yang dilaporkan sudah terjebak sejak Jumat kemarin (7/2).
"Tidak mudah. Petugas harus bertaruh nyawa untuk membuat dan menyeberangi jembatan di tengah air sungai yang deras," katanya.
Jembatan yang putus akibat hantaman banjir tersebut merupakan akses satu-satunya ke lokasi 75 KK warga Sungai Durian yang terputus.
Menurutnya, saat ini upaya yang bisa dilakukan baru berupa membuka akses masuk logistik, sementara untuk upaya evakuas, pihaknya akan menunggu aliran sungai Batang Laweh kembali surut.
"Sangat beresiko kalau kami lakukan evakuasi sekarang, yang penting makanan sudah dikirim jadi masyarakat tidak resah, nanti kalau aliran sungai sudah kecil, baru dilakukan evakuasi," ujarnya.*
Baca juga: Solok Selatan butuh Rp1,1 triliun untuk perbaikan pascabanjir
Baca juga: Hipmi Peduli Sumbar salurkan bantuan korban banjir di Solok Selatan
Baca juga: Korban banjir Solok Selatan mendapat bantuan dari Kajati Sumbar
Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020