Jakarta (ANTARA) - Pemilik tim Racing Point Lawrence Stroll menyatakan ambisinya untuk membawa timnya sebagai salah satu tim papan atas di Formula 1 ketika berganti nama menjadi Aston Martin pada musim balapan 2021.

Tim yang lahir sebagai Jordan Grand Prix itu telah mengalami perubahan nama, termasuk menjadi Spyker dan Force India, dan menjadi kompetitor tangguh di papan tengah dengan sumber daya yang tak terlalu besar dibandingkan para pesaingnya.

Namun Stroll, milyarder asal Kanada, membeli tim yang bangkrut pada 2018 itu dan kini telah mengamankan investasi dengan Aston Martin untuk bertarung musim depan menggunakan nama pabrikan otomotif asal Britania Raya itu.

Kepala tim Racing Point Otmar Szafnauer mengungkapkan kini ada angin segar di antara 465 karyawannya di Silverstone.

"Tim ini telah ada, menggunakan berbagai nama, selama 30 tahun dan sekarang lebih dari siap untuk menjadi tim pabrikan," kata Szafnauer seperti dikutip laman resmi F1, Selasa.

"Lawrence bicara kepada staf pekan lalu dan memasang target yang jelas untuk membuat Aston Martin sebagai salah satu tim papan atas di olah raga ini. Semua orang bangga mewakili pabrikan legendaris yang akan kembali di puncaknya dunia balap ini."

Tim tersebut akan menggunakan nama Racing Point untuk terakhir kalinya musim ini sebelum berganti menjadi Aston Martin F1 Team pada 2021. Mereka akan meluncurkan mobil penantang untuk musim 2020 pada 17 Februari nanti.

Musim lalu Racing Point finis peringkat tujuh klasemen konstruktor dengan 73 poin di bawah McLaren, Renault F1 dan Toro Rosso di persaingan papan tengah.

Baca juga: Racing Point berganti nama menjadi Aston Martin untuk musim F1 2021

Baca juga: Racing Point siap luncurkan mobil F1 2020 di Austria

Baca juga: Racing Point ajukan protes, FIA sita komponen mobil tim Renault

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Aris Budiman
Copyright © ANTARA 2020