mereka paham bahwa proyek panas bumi tidak merusak lingkungan dan justru bersinergi dengan alam
Jakarta (ANTARA) - Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh Tahap I yang berlokasi di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat mampu menyerap sebanyak 1.800 tenaga kerja.

Pembangkit berkapasitas 85 Mega Watt (MW) ini mampu memasok daya listrik bagi 340 ribu rumah tangga khususnya di Solok Selatan dan daerah lainnya.

"Selain menyerap hingga 1.800 tenaga kerja setempat, proyek ini juga mendapat dukungan masyarakat, mereka paham bahwa proyek panas bumi tidak merusak lingkungan dan justru bersinergi dengan alam," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Sumbar dapat suplai listrik tambahan 85 MW dari PLTP Muara Laboh

Agung mengungkapkan, PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML) sebagai operator PLTP juga telah berencana meningkatkan kapasitas pembangkit dengan tambahan sebesar 65 MW melalui pengembangan tahap II.

"PPA ditargetkan akhir tahun 2020 dan bisa mulai beroperasi pada 2024," ujar Agung.

Pembangunan PLTP Muara Laboh I sendiri menghabiskan dana sekitar Rp8 Triliun dan menjadi WKP yang pertama kali dikeluarkan oleh Kementerian ESDM untuk panas bumi di Provinsi Sumatera Barat.

"Dengan beroperasinya PLTP Muara Laboh Tahap I diharapkan dapat menjadi solusi krisis kelistrikan untuk daerah Sumatera khususnya daerah Solok Selatan, selain itu juga ke depannya akan memacu lebih banyak investasi yang masuk untuk mengembangkan potensi panas bumi yang lain sehingga gerak perekonomian pun bertambah," tandas Agung.

Baca juga: Pengembangan PLTP Muara Laboh II dimulai tahun ini

Selain meningkatkan keandalan pasokan, tambahan daya listrik dari PLTP Muara Laboh ini juga menambah bauran porsi EBT sebesar 1,93 persen di Sumatera dan hingga 1,94 persen di Sumatera Barat. Sumatera Barat tercatat memiliki potensi panas bumi mencapai 1.700 MW di 17 titik.

PLTP Muara Laboh dikembangkan melalui PT SEML yang merupakan perusahaan patungan Supreme Energy, ENGIE dari Perancis dan Sumitomo Corp asal Jepang.

Untuk PLTP Muara Laboh 1, SEML mengebor 18 sumur yang terdiri atas enam sumur eksplorasi dan 12 sumur produksi masing-masing sembilan sumur pengembangan dan tiga sumur injeksi. Saat ini PT SEML sedang melakukan pembicaraan perjanjian jual beli listrk (Power Purchase Agreement/PPA) Muara Laboh Tahap II dengan PT PLN (Persero).

Baca juga: Supreme Energy resmikan pengoperasian PLTP Muara Laboh 85 MW
Baca juga: Hasil pembangkit listrik panas bumi di Solok Selatan di atas perkiraan

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020