Surabaya (ANTARA News) - Pengelola pusat perbelanjaan (mal) pada tahun ini akan merevisi "service charge" hingga 20 persen dari harga sebelumnya, hal ini dikarenakan upah minimum kabupaten/kota (UMK) tahun ini yang naik berkisar antara 18-20 persen.

Menurut Ketua Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jatim, Didi Woelyadi Simson, pada tahun ini ia akan menaikkan "service charge" sesuai dengan kenaikan UMK yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

"Waktu dan besaran kenaikan `service charge` tersebut diserahkan kepada masing-masing anggota APPBI Jatim. Boleh sekarang, bulan depan atau mulai bulan ketiga. Intinya, kami sepakat naik," katanya, Sabtu.

Ditambahkan Didi yang juga selaku pengelola Pasar Atom Surabaya, jika pemerintah benar-benar menurunkan tarif dasar listrik, hal itu akan meringankan pengeluaran yang saat ini ditanggung pengelola mal.

"Selama ini komponen listrik membebani 50 persen pembiayaan di tempat ini. Dalam satu bulan, rata-rata kami mengeluarkan biaya sebesar Rp1,2 miliar untuk biaya listrik dan pengeluaran gaji pegawai hanya Rp600 juta per bulan," katanya.

Di tempat lain, Direktur Marketing Supermal Pakuwon Indah, Sutandi Purnomosidi, di Surabaya, menyebutkan, meskipun kenaikan UMK sangat tinggi pihaknya tidak akan menaikkan "service charge` secara linier seperti ketentuan naiknya UMK saat ini.

"Jika berlaku secara linier, akan mempengaruhi tingkat keterisian gerai di mal kami," katanya.

Kenaikan "service charge" yang berlaku di setiap mal di Surabaya, kata dia, dipengaruhi komponen layanan kebersihan, pemeliharaan, dan keamanan.

"Sementara, listrik dan UMK tidak termasuk komponen "service charge". Hal ini yang memberatkan penyewa gerai di mal. Apalagi, tiap penyewa memiliki perbedaan kemampuan pembayaran upah dan jumlah karyawan berbeda pula," katanya menambahkan.

Dilanjutkan, General Manager International Trade Center (ITC) Mega Grosir Surabaya, Christine N. Tanjungan, "service charge" di tempatnya belum naik. Hal ini karena beban kenaikan UMK yang harus diberlakukan pada tahun ini.

"Kenaikan UMK sampai 18-20 persen ini cukup memberatkan, karena gaji karyawan kami menjadi Rp948.500,00/orang. Padahal, total karyawan kami saat ini cukup banyak, sekitar 600-700 orang," katanya.

Christine menerangkan, untuk mengantisipasi kenaikan UMK ia akan mengoptimalkan lantai dua di ITC Mega Grosir Surabaya agar menjadi pusat telepon seluler dan produk teknologi informasi (TI). Sampai hari ini, tingkat keterisian gerai (okupansi) di lantai dua masih sejumlah 100 gerai dari total 400 gerai yang disediakan.

"Kami berharap, dengan terisinya total gerai di lantai dua ITC Mega Grosir Surabaya dapat meningkatkan okupansi secara keseluruhan menjadi 95 persen, dibandingkan kondisi saat ini sebanyak 90 persen dari 2.300 gerai," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009