Jakarta (ANTARA) - Diare bisa menyerang siapa saja, termasuk kelompok usia anak dengan berbagai penyebab mulai dari rotavirus hingga penggunaan antibiotik berlebihan.

Biasanya, saat anak diare frekuensi buang air besarnya lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi tinja cair. Lalu, pertolongan pertama apa yang sebaiknya orang tua lakukan?

"Tatalaksana diare tanpa dehidrasi, anak diberi makan jangan setop makan. Sedikit-sedikit tapi sering, setiap dua jam. Makanan tidak boleh yang berlemak, bersantan," ujar dokter spesialis anak konsultan gastroenterologi hepatologi anak di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, Frieda Handayani Kawanto dalam diskusi media di Jakarta, Kamis.

Anda bisa memberi anak asupan zink untuk menguatkan saluran cerna dan menurunkan risikonya kembali terkena diare hingga tiga bulan mendatang.

"(Asupan) zink 10 hari untuk diare akut dan kronik, lalu oralit," kata Frieda yang tergabung dalam Perhimpunan Gastroenterologi, Hepatologi dan Nutrisi Anak Indonesia (PGHNAI) itu.

Hal lain yang perlu diperhatikan, asupan antibiotik harus selektif, yakni terbatas untuk kasus yang terbukti karena bakteri dari hasil pemeriksaan darah dan tinja.

Selain itu, perhatikan apakah ada tanda dehidrasi antara lain: anak rewel, kelopak matanya cekung, napasnya cepat, otot perut keriput bila dicubit, tampak kehausan, air mata serta mulut dan lidah kering.

"Ditanggulangi sesuai derajat (dehidrasi), bisa dibawa ke dokter atau IGD terdekat," kata Frieda.


Baca juga: Saat anak diare tak cukup diberi oralit

Baca juga: Jus buah tak cocok untuk anak di bawah satu tahun

Baca juga: Rotavirus Penyebab Utama Diare Pada Anak

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020