Jakarta (ANTARA) - Anda yang pernah mengalami sembelit atau konstipasi tentu merasa sulit untuk melakukan buang air besar (BAB), karena keras dan besarnya feses. Mengapa hal ini bisa terjadi?

"Kalau lama di dalam, (feses) akan besar sekali. Usus besar terus menyerap air dari bongkahan feses, makanya makin keras," ujar dokter spesialis anak konsultan gastroenterologi hepatologi anak di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, Frieda Handayani Kawanto di Jakarta, Kamis.

Pada kondisi yang lebih serius, feses bisa semakin menumpuk ke bagian atas usus hingga perlu diberi tindakan bedah untuk mengeluarkan fesesnya.

Sebelum hal serius ini terjadi, ada berbagai tindakan awal yang bisa Anda lakukan saat Anda atau anak mengalami sembelit, antara lain: pemberian obat rumahan sesuai usia untuk melancarkan jalannya tinja di usus, pijat perut.

Sembelit terjadi saat frekuensi buang air besar kurang dari dua kali seminggu, disertai mengejan dan kesakitan saat ingin mengeluarkan tinja yang umumnya keras dan bulat.

Pada anak, toilet training bisa menjadi cara mencegah terkena sembelit, di samping pemberian asupan makanan sehat berimbang.

Frieda menyarankan Anda (orang tua) mengajari anak terutama yang sudah berusia 18-24 bulan melakukan buang air besar usai makan dengan durasi 5-10 menit.

Penyebab sembelit

Laman Healthline mencatat, pola makan yang buruk seperti rendah serat, tinggi asupan daging sering menyebabkan sembelit. Serat makanan dan asupan air yang cukup diperlukan untuk membantu menjaga feses tetap lunak.

Selain itu, stres, perubahan dalam rutinitas, dan kondisi yang memperlambat kontraksi otot usus besar atau menunda keinginan Anda untuk pergi juga dapat menyebabkan sembelit.

Penyebab lainnya, kurang berolahraga, obat-obatan tertentu, seperti antasida kalsium tinggi dan obat pereda nyeri dan kehamilan.

Cegah sembelit

Menerapkan pola makan sehat dan meningkatkan tingkat aktivitas fisik Anda adalah cara termudah dan tercepat untuk mengobati dan mencegah sembelit.

Selain itu, ada tindakan pencegahan lainnya yakni: konsumsi 1-1,5 liter air untuk menghidrasi tubuh, batasi konsumsi alkohol dan minuman berkafein, yang menyebabkan dehidrasi.

Hal lainnya, tambahkan makanan kaya serat ke dalam makanan Anda, seperti buah-buahan dan sayuran mentah, biji-bijian, kacang-kacangan. Asupan serat harian Anda harus sekitar 20 dan 35 gram.

Kurangi makanan rendah serat, seperti daging, susu, keju, dan makanan olahan. Jika Anda merasakan keinginan untuk buang air besar, jangan tunda.

Selain itu, pertimbangkan untuk menambahkan probiotik ke dalam makanan Anda, misalnya yogurt. Jika Anda masih mengalami masalah sembelit, dokter mungkin akan meresepkan obat untuk membantu.


Baca juga: Cara alami atasi wasir, diet serat hingga hindari makanan pedas

Baca juga: Alasan muncul pusing hingga sembelit saat berpuasa

Baca juga: Feces berdarah hingga sembelit jadi gejala kanker usus besar

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020