Jakarta (ANTARA News) - Sejarawan senior Anhar Gonggong mengatakan pers Indonesia masih ada yang memegang idealismenya sampai saat ini. "Saya liat pers masih menjaga idealismenya, buktinya masih banyak temen-temen saya yang bertahan menjadi wartawan, seperti Rosihan Anwar," kata Anhar Gonggong dalam seminar Penelusuran Pers Perjuangan Indonesia pada acara Konvensi Media Massa Se-Indonesia sebagai rangkaian Hari Pers Nasional di Jakarta, Minggu. Dalam masa perjuangan, Anhar mengatakan pers dan media massa mempunyai peran penting dalam menyebarkan ide membangsa, bersatu sebagai bangsa baru dengan nama Indonesia dan juga menunjukkan betapa landasan idealisme merupakan penguat utama menuju dan menjadi Indonesia. Setelah merdeka yaitu pada kurun 1945 -1950, pers berperan sebagai kekuatan untuk mempertahankan kemerdekaaan dengan munculnya surat kabar Merdeka pimpinan BM Diah, Pedoman pimpinan Rosihan Anwar dan Indonesia Raya pimpinan Mochtar Lubis. Sejalan dengan perkembangan teknologi, Anhar melihat pers tidak hanya berfungsi konvensional menyebarkan berita, teapi juga memasuki fungsi ekonomi. "Dalam perkembangannya, fungsi pers yang memasuki lembaga ekonomi itu, terdapat ruang terbuka yang dapat menggoyahkan idealisme pers," kata dosen UI itu. Pada posisi tersebut, idealisme pers bisa menjadi taruhan bila fungsi ekonomi lebih menguat yang menyebabkan fungsi konvensional melemah. "Jika pers nasional tetap mempunyai komitmen untuk menjadi kekuatan utama, salah satu kekautan di dalam proses mempertahankan dan mengkonsolidasikan demokrasi, maka hal itu akan tetap menjadi penopang untuk mempertahankan idealismenya," tambahnya. Sedangkan Pengamat Sejarah Pers, Taufik Zahren mengatakan profesi wartawan yang memberitakan kebenaran diturunkan dari tradisi kelompok "kalangwang" asal kata `kalangan` pada abad ke-14. "Kalangwang merupakan sekelompok orang yang suka keindahan dan kebenaran. Dimana mereka mendominasi pada abad ke-14," katanya. Dia menjelakan kalangwang mempunyai tradisi antara lain selalu bicara tentang publik, bicara tentang tatanan pemerintah atau negara, punya rasa keadilan dan kerinduan terhadap kebenaran. Taufik juga mengusulkan agar setiap 7 Desember yang merupakan tanggal meninggalnya RM Tirto Adisuryo -- wartawan pertama Indonesia-- ditetapkan sebagai Hari Kalangwang Pers.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009