Jakarta,  (ANTARA News) - Waspadalah.... Ketinggian air di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, Senin siang, masih berada dalam posisi Tahap Siaga III meski terpantau menyurut dibandingkan Senin pagi, sedangkan ratusan warga Kampung Melayu masih mengungsi.

"Ketinggian air sekarang sudah menyurut hingga 775 cm," kata penjaga Pintu Air Manggarai, Ibnu, kepada ANTARA di Jakarta, Senin siang sekitar pukul 14.30 WIB.

Ibnu memaparkan, pada saat Senin pagi sekitar pukul 10.00 WIB, ketinggian air sempat mencapai ketinggian 830 cm, jauh di atas ambang batas normal 750 cm.

Ketinggian air baik di tingkat 830 cm pada pagi hari maupun 775 cm pada siang hari, keduanya masih berada dalam posisi Tahap Siaga III.

Hal itu karena penetapan tahap siaga di Pintu Air Manggarai antara lain ditentukan tingkat ketinggian air, yaitu Siaga IV (kurang dari 750 cm), Siaga III (750 cm - 850 cm), Siaga II (850 cm - 950 cm), dan Siaga I (lebih dari 950 cm).

Ibnu juga menuturkan, ketinggian air di Pintu Air Depok pada Senin siang adalah 170 cm (batas normal 200 cm) dan di Pintu Air Katulampa Bogor mencapai 80 cm (batas normal 80 cm).

"Dilihat dari data dari Katulampa dan Depok, kelihatannya untuk saat ini Jakarta masih bebas dari potensi banjir kiriman," katanya.

Ia juga mengatakan, keadaaan cuaca baik di Manggarai, Depok, maupun Katulampa Bogor, pada Senin siang ini adalah mendung. 

Sementara itu, berdasarkan data dari Posko Banjir di daerah Kampung Melayu, Jakarta Timur, sekitar 350 warga masih mengungsi.

Sedangkan Pemerintah Kotamadya Jakarta Timur sendiri telah menyiapkan tempat penampungan antara lain di lahan bekas bioskop Nusantara di Jalan Jatinegara Barat, dan juga tempat untuk MCK serta pelayanan kesehatan gratis bagi korban banjir.

Warga yang tempat tinggalnya berada di bantaran Kali Ciliwung itu mengungsi setelah rumah mereka direndam banjir hingga ketinggian 150 cm pada Senin pagi.

Sejumlah pengungsi meminta agar pemerintah juga menyediakan ransum makanan khusus untuk para bayi dan balita yang berada di tempat pengungsian bersama orang tua mereka.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009