Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak sembilan pendaki Indonesia selama 14 Pebruari hingga 3 Maret akan mencoba menjinakkan gunung tertinggi di Afrika Kilimanjaro (5.895 meter di atas permukaan laut) sebagai program penggalangan dana untuk Yayasan Lupus Indonesia (YLI).

Kesembilan warga Indonesia yang akan melakukan pendakian tersebut bisa dibilang sudah "uzur" karena dari mereka rata-rata berusia di atas 40 tahun, dan hanya satu orang yang nyaris berusia pada umur tersebut.

Dari kesembilan calon pendaki Kilimanjaro tersebut delapan orang adalah wanita dan hanya satu pria, mereka adalah Amalia Yunita (41 tahun), Veronica (46), Diah Bisono (43), Miranda Wiemar (41), Ami KMD Saragih (44), Sri Rejeki Sugiarti (46), Tejasari (40), Melani Jeannie (39) dan Widjajono Partowidagdo(57).

Tiga tahun lalu lima dari sembilan calon pendaki Kilimanjaro itu juga pernah melakukan pendakian di gunung Kala Patar, Himalaya (5.543 meter di atas permukaan laut) sebagai usaha penggalangan dana untuk YLI dan pada saat itu terkumpul dana Rp100 juta.

Puncak Kilimanjaro disebut Uhuru yang berarti kemerdekaan, untuk menuju puncak para pendaki harus melalui berbagai medan yang berbeda, mulai dari hutan tropis hingga daerah rawa kemudian menuju pondok pendaki Kibo yang akan melalui medan es dan salju menuju Uhuru.

Menurut seorang calon pendaki Diah Bisono, ekpedisi untuk penggalangan dana bagi YLI sementara tetap memilih gunung sebagai obyeknya, dengan alasan bahwa gunung lebih sederhana dibanding ekspedisi yang lain.

"Gunung masih memungkinkan untuk ekspedisi bagi kami yang telah berusia ini, kalau misalnya dipilih arung jeram mungkin akan agak sulit dan perlu waktu banyak bagi kami, tapi kami tidak menutup kemungkinan untuk waktu selanjutnya bisa dipilih obyek lain selain gunung," kata mantan anggota Mapala UI tahun 1986 itu, Selasa di Jakarta.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009