Jakarta (ANTARA News) - Indonesia berpotensi meraup pendapatan 10 miliar dolar AS dari pariwisata, tanpa harus kehilangan sumber daya pertambangan seperti minyak dan gas yang sekarang menjadi andalan.

Komisaris Utama PT Taman Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, S.D. Darmono di Jakarta Rabu mengatakan, bila Indonesia mampu mendatangkan turis asing 10 juta per tahun, peluang untuk mendapatkan 10 miliar dolar AS sangat besar.

Hal itu bisa terjadi dengan asumsi bahwa seorang turis rata-rata membelanjakan 1.000 dolar AS dananya untuk berwisata di Indonesia.

"Pendapatan kita sebagian besar masih dari Migas (minyak dan gas), padahal kalau potensi pariwisata kita digali itu akan mendatangkan keuntungan yang tidak kalah besar," katanya.

Hingga kini Indonesia mendapat sekitar 13 miliar dolar AS dari sektor migas yang merupakan penyumbang utama.

"Bahkan kalau kita berhasil menarik banyak turis asing untuk datang, maka keuntungan yang didapatkan tidak hanya dari satu sektor tetapi banyak sektor," katanya.

Ia mencontohkan, Perancis setiap tahunnya dikunjungi sekitar 70 juta wisatawan asing yang rata-rata membelanjakan dananya sebesar 1.000 dolar AS sehingga Perancis meraup setidaknya 7 miliar dolar AS per tahun dari sektor pariwisata.

Sebagian besar wisatawan mengunjungi menara Eifell yang usianya baru 300 tahun. Padahal Indonesia memiliki salah satu tujuan wisata istimewa yaitu Candi Borobudur yang telah berusia lebih dari 1.000 tahun.

Pengunjung Borobodur sendiri pada 2008 mencapai 3 juta orang dengan jumlah turis mancanegara sebanyak 200 ribu.

Pihaknya sedang berupaya keras untuk mendatangkan lebih banyak pengunjung ke Candi Budha terbesar di dunia itu melalui berbagai macam cara.

"Ini akan membangkitkan Indonesia menuju kemakmuran yang lebih baik lagi," katanya.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009