Bandung  (ANTARA News) - Calon Presiden Partai Gerinda, Prabowo Subianto menyampaikan presentasi dihadapan perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai perguruan tinggi se Indonesia.

Presentasi visi misi Probowo Subianto dihadapan BEM se Indonesia berlangsung di gedung Graha Sanusi Hardjadinata, Universitas Padjadjaran (Unpad) di jalan Dipati Ukur, Bandung, Rabu.

Mantan Danjen Kopasus itu mengangkat seputar nasib petani, persoalan pertanian dan kekayaan sumber daya alam Indonesia yang dinilai tidak dikelola dengan baik.

"Indonesiai tidak menguasai kekayaan alamnya lagi. Semuanya berada di luar negeri," ucapnya.

Tema yang diusung Prabowo dalam setiap kesempatan itu tampaknya tidak mendapat respon kalangan perwakilan BEM. "Dari tadi yang saya dengar, Bapak Prabowo hanya berbicara tentang masalah yang kita tahu memang banyak sekali. Namun disini kami butuh solusi," ucap salah seorang mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB).

Dalam kampanyenya, Prabowo menyinggung tentang masalah BUMN dan nasib pendidikan di Indonesia. "Saya tidak setuju tentang penjualan BUMN," ucap Prabowo.

Pernyataan ini langsung menarik simpati mahasiswa. Bahkan seorang mahasiswa sempat menantang Prabowo dengan bertanya berapa lama waktu yang dijanjikan Prabowo untuk menarik kembali BUMN yang telah diprivatisasi, jika ia terpilih sebagai presiden.

"Bukan soal cepat atau tidak cepat, tapi seharusnya kita akan mengkaji ulang segala kontrak," ucap Prabowo.

Dalam pidatonya,  Prabowo juga mengatakan bahwa sistem perekonomian Indonesia sudah keliru.

Di Indonesia tidak ada kewajiban pengusaha untuk menaruh hasil penjualannya di Indonesia.

Pidato Prabowo tentang ekonomi, siklus uang dan kekayaan negara juga menarik perhatian mahasiswa, khususnya mahasiswa dari jurusan Ilmu Politik.

Perwakilan BEM mempertanyakan sistem politik seperti apa yang akan dijalankan Prabowo dan apakah ia bersedia menarik orang-orang dari berbagai partai untuk bekerja sama dengannya.

"Saya akan memilih kabinet yang membawa hasil nyata pada masyarakat meskipun harus pelangi", katanya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009