Jakarta (ANTARA News) - Mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan (Kesra dan Taskin) Prof Dr Haryono Suyono meluncurkan buku autobiografi berjudul "Mengubah Loyang Menjadi Emas" dengan bekerja sama Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Jakarta, Rabu malam. Kepala BKKBN Sugiri Syarief tampak memimpin acara peluncuran buku tersebut dihadiri Prof Dr Haryono Suyono beserta isteri Ny Astuty Hasinah serta segenap anak dan cucu dan juga dihadiri sejumlah pejabat dan mantan pejabat, seperti Meneg Koperasi dan UKM Suryadharma Ali, mantan Wapres Try Sutrisno, mantan Ketua DPA Sudomo, mantan Menkop Bustanil Arifin dan mantan Ketua DPR Akbar Tandjung. Sugiri Syarief dalam sambutannya mengatakan, peluncuran buku Prof Haryono Suyono dalam menyambut usianya ke-71 tahun (tepat pada 6 Mei 2009) itu untuk memberikan apresiasi atas jasa dan perjuangan mantan Kepala BKKBN tersebut yang berhasil menyukseskan program KB nasional, ditandai penurunan total kesuburan wanita (TFR - Total Fertility Rate) Indonesia dari 5,6 anak pada tahun 1970 menjadi 2,6 anak pada tahun 2002 - 2006. "Prestasi Prof Haryono Suyono dalam menyuskeskan program KB Nasional diharapkan dapat memberikan inspirasi dan motivasi serta acuan bagi jajaran BKKBN untuk lebih menyukseskan program KB pada tahun mendatang," katanya. Sugiri yang saat pertama bekerja di BKKBN sempat menjadi dokter pribadi Prof Haryono, menyatakan bertekat untuk melanjutkan perjuangannya secara gigih, berani dan tidak mengenal menyerah dalam menyukseskan program KB nasional sejak 1970 - 1998 sehingga terwujud pertumbuhan penduduk yang seimbang dan berkualitas, yang saat ini angka pertumbuhan tinggal 1,3 persen per tahun, sedang pada tahun 1970 mencapai 2,8 persen. Prestasi, perjuangan yang gigih dan dedikasi terhadap program KB nasional oleh Prof Haryono Suyono juga tidak hanya diakui di dalam negeri tetapi mendapat pengakuan internasional, terbukti ketika Kongres AS berencana menghentikan bantuan untuk program KB di Indonesia karena dianggap sudah berhasil, Haryono Suyono dengan lantang menolak upaya penghentian bantuan di tengah gencarnya perluasan program KB. Dalam buku autobiografinya setebal 429 halaman yang diterbitkan Citra Kharisma Bunda 2009 itu Haryono menulis sendiri perjalanannya merintis dan mengembangkan KB di Indonesia dan dalam mengkampanyekan program KB di Indonesia maupun di dunia tidak lepas dari kreativitas, inovasi dan kerja keras yang dilakukannya. Pada masa kepemimpinannya, Haryono menetapkan slogan "Dua Anak Cukup, Laki-laki Perempuan Sama Saja" sangat melekat pada ingatan masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaaan. Haryono bukan hanya berhasil menekan laju pertumbuhan penduduk tetapi juga menempatkan Indonesia memperoleh penghargaan nasional dan internasional, yakni Indonesia pernah memperoleh penghargaan dari organisasi internasional PBB di bidang kependudukan. Sementara itu, mantan Wapres Try Sutrisno dalam sambutannya menyatakan apresiasi atas peluncuran buku autobiografi Prof Haryono yang menuliskan pengalaman melaksanakan proram KB di Indonesia sejak bekerja sebagai pegawai negeri dan menjadi pejabat negara yang keberhasilannya tersebut tidak hanya karena faktor pribadi, tetapi berkat dukungan atasan, para deputi-deputi dan anak buahnya saat menjabat Kepala BKKBN serta dukungan masyarakat luas. Prof Dr Haryono Suyono yang lahir di Pacitan Jatim, 6 Mei 1938 itu menikah dengan Ny Astuty Hasinah dikaruniai empat orang anak (tiga perempuan dan satu laki-laki), menyelesaikan SD di Pacitan, SMP dan SMA di Yogyakarta, sempat kuliah dua tahun di FK-UGM dan meyelesaikan sarjana muda di Akademi Ilmu Statistik Jakarta serta lulus program master dan doktor bidang ilmu sosial di Universitas Chicago, AS.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009