Bandung (ANTARA News) - Persib terpukul atas dianulirnya gol penyerang Christian Gonzalez pada menit ke-24, sehingga membuyarkan konsentrasi pemain tim "Maung Bandung" yang bermain di kandang sendiri itu.

Akibatnya, Persib hanya bermain imbang 0-0 lawan PSM Makasar di Stadion Si Jalak Harupat Soreang Kabupaten Bandung, Sabtu malam.

"Gol yang dianulir itu menurunkan semangat bertanding pemain. Itu jelas sebuah pukulan saat tim tengah berupaya meningkatkan permainan," kata bek Persib, Maman Abdurachman.

Ia juga mengakui, pertahanan PSM cukup solid dan sulit ditembus.

Pelatih Jaya Hartono juga mengakui, anulir gol itu "menjatuhkan" semangat pemain. Namun demikian ia menghargai keputusan wasit Mukhlis Ali Fathoni yang mengambil keputusan itu.

"Jelas kecewa karena hasil ini tidak sesuai dengan target kami hari ini," kata Jaya Hartono.

Absennya Hilton Moriera juga menjadi penyebab tumpulnya lini depan tim Maung Bandung. Perannya sebagai pembuka ruang tak tergantikan pemain lainnya pada pertandingan itu.

"Saya akui faktor Hilton sangat berpengaruh. Perannya sebagai pemain pembuka sangat dibutuhkan. Pemain kurang banyak melakukan pergerakan dan tusukan pada pertandingan ini. Hasil evaluasi babak pertama hanya efektif 50 persen," kata Jaya.

Sementara itu, Assisten Manajer Persib, H Umuh Muhtar menyebutkan timnya salah setting pada pertandingan itu.

"Persib salah setting," katanya dengan nada kecewa.

Absennya Hilton, ternyata juga dianggap sebuah keuntungan oleh tim PSM. Pelatih Hanafing menyebutkan pemain bertahan mereka hanya cukup mengawasi Christian Gonzalez.

"Absennya Hilton jelas sebuah keuntungan bagi PSM, bila pemain itu bermain hasilnya mungkin bisa lain. Yang jelas hasil imbang ini cukup untuk pertandingan kami malam ini," kata Hanafing.

Ia juga memuji penampilan cemerlang kiper Syamsidar yang melakukan sejumlah penyelamatan gemilang sehingga gawang tim "Juku Eja" selamat dari berondongan tembakan Eka Ramdani dkk.

"Pemain PSM tampil maksimal, khusus Syamsidar ia menjadi penyelamat tim malam ini," kata Hanafing. (*)

Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2009