Seoul (ANTARA News)- Korea Selatan berencana akan merampungkan sistem pertahanan rudalnya terhadap Korea Utara (Korut)  dalam tiga tahun, kata para pejabat, Minggu.          Para pejabat di kementerian pertahanan Seoul mengatakan Korsel berusaha membentuk satuan pertahanan udaranya sendiri, semata-mata untuk mendeteksi dan menyergap rudal-rudal balistik Korut pada 2012.          Kesatuan itu, yang pembentukannya menelan dana 300 miliar won ( 214 juta dolar AS), akan merampungkan proyek pertahanan udara dan rudal yang didorong sejak 2006, kata mereka, sebagaimana dilaporkan AFP.      Seoul berencana akan membeli radar-radar baru yang dapat mendeteksi sasaran sampai 1.000 km jauhnya untuk sistem baru itu, yang akan dapat mengawasi rudal-rudal Korut sepanjang hari, tambah mereka.          Kedua Korea secara teknis masih dalam perang karena  konflik Korea tahun 1950-1953 diakhiri dalam perjanjian gencatan senjata.            Korut yang memiliki rudal-rudal Scud yang berjangkauan pendek dan Rodong yang mempunyai jarak jelajah  1.300 km, masih aktip mengembangkan  rudal Taepodong yang jangkauan tembaknya lebih jauh  dan dapat mencapai AS.            Scud dan Rodong semuanya dapat menjangkau Korsel.            Dalam pekan-pekan belakangan ini, Pyongyang tampaknya mulai merakit rudal Taepodong -2  yang memiliki jangkauan tembak jauh dan mungkin siap diluncurkan  akhir bulan ini, kata laporan-laporan media  di Seoul dan Washington.            Taepodong-2 secara teori dapat menjangkau Alaska tetapi meledak setelah 40 detik  ketika ujicoba peluncuran pertama Juli 2006.            Korsel memperingatkan  bahwa setiap peluncuran rudal akan membuat Korut semakin dikucilkan dan terkena sanksi-sanksi tambahan. AS mengatakan tindakan itu adalah provokatif.            Korut menanggapi dengan keras pada Presiden Korsel Lee Myung bak  yang memangku jabatannya Februari tahun lalu dan kebijakannya yang mengaitkan bantuan ekonomi dengan kemajuan dalam perlucutan senjata  nuklir Korut.            Akhir bulan lalu, Korut mengatakan pihaknya membatalkan semua perjanjian perdamaian dengan Korsel  termasuk perjanjian tahun 1991 yang mengakui perbatasan Laut Kuning sebagai perbatasan sementara  lepas pantai barat.            Pengumuman itu menimbulkan kekuatiran kemungkinan terjadi bentrokan senjata  baru antar Korea, karena [perbatasan laut itu menjadi lokasi pertempuran angkatan laut berdarah tahun 1999 dan 2002.            Media lokal juga memberitakan jumlah senjata Korut, sebagian besar artileri 100mm , yang ditempatkan di pulau-pulau barat dan sepanjang pantai di daerah itu meningkat 30 persen tahun lalu dari tahun 2007.            Suratkabar Munhwa yang mengutip seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya  dari Gabung Kepala Staf  di Seoul mengatakan, Sabtu Korsel akan meningkatkan pertahanannya di pulau-pulau dekat perairan yang disengketakan di Laut Kuning. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2009