Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar M Jusuf Kalla secara tegas menolak energi nuklir dikembangkan untuk sumber energi listrik di Indonesia.

"Partai Golkar tak setuju (penggunaan) nuklir di Indonesia untuk dewasa ini," kata Ketum DPP Partai Golkar M Jusuf Kalla saat dialog "Pengusaha bertanya, Parpol menjawab" di Jakarta, Senin (16/2).

Sebelumnya panelis Arifin Panigoro menanyakan apakah Partai Golkar setuju dengan penggunaan energi nuklir untuk pembangkit listrik di Indonesia. Menurut Wapres, energi nuklir menjadi pilihan menarik dan di Indonesia memiliki potensi yang besar.

Dalam dialog tersebut Ketum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla didampingi oleh anggota dewan pembina Fahmi Idris, Tajuddin Noer Said dan Airlangga Hartarto. Sementera anggota panelis antara lain: Arifin Panigoro, Gatot Soewondo, Agung Adi Prasetyo, Franky O Widjaja, Hans Josef Schill dan Shinta Widjaja Kamdani.

Menurut Kalla ada tiga alasan utama kenapa Partai Golkar menolak penggunaan energi nuklir dikembangkan di Indonesia.

"Pertama, soal nuklir orang sering bilang begini. Saya suka energi ini (nuklir) tapi jangan di (bangun) tempat saya," kata Kalla yang disambut tawa.

Jusuf Kalla menjelaskan bahwa orang Indonesia senang jika ada energi nuklir digunakan namun tidak ada yang bersedia jika lokasi pembangkit nuklir ada di daerahnya.

Kedua, wilayah Indonesia banyak terjadi gempa.

"Ketiga, sehebat-hebatnya orang Indonesia agak sedikit ceroboh dibandingkan dengan orang Jepang," kata Kalla.

Namun, tambah Kalla partai Golkar tidak akan menutup peluang untuk selamanya. Menurut Kalla, jika suatu ketika nanti ditemukan teknologi nuklir yang lebih aman dan bersahabat, maka tak menutup kemungkinan itu.

"Nanti kalau ditemukan teknologi nuklir yang lebih aman dan baik, kita akan pertimbangkan itu," kata Kalla. (*)

Editor: Guntur Mulyo W
Copyright © ANTARA 2009