(ANTARA News) - Kenaikan harga dan permintaan yang besar akan gading ilegal mengancam kelangsungan hidup gajah yang tersisa di Indochina, demikian hasil studi oleh TRAFFIC, jaringan pemantau perdagangan margasatwa seperti dilaporkan Reuters.

Dalam laporan yang dikeluarkan Senin (16/2), kelompok itu mengatakan mereka telah meneliti 669 toko di Vietnam dan mendapati 11 persen toko menjual hampir 2.500 barang yang dibuat dari gading.

Kebanyakan gading yang belum diolah dikatakan berasal dari negara tetangga Vietnam, Laos, dan sisanya berasal dari Vietnam sendiri serta Kamboja. Tak ditemukan gading yang belum diolah dari Afrika.

"Ini adalah kecenderungan yang mengkhawatirkan yang menunjukkan tekanan yang lebih kuat lagi terhadap populasi gajah Asia, yang memang sudah rentan," kata Azrina Abdullah, Direktur TRAFFIC di Asia Tenggara dalam pernyataannya.

Menurut data dari Uni Internasional bagi Pelestarian Alam, terdapat 1.000 gajah lagi di Laos dan sebanyak 150 gajah di Vietnam.

Satu laporan sebelumnya TRAFFIC menemukan bukti mengenai penyelundupan banyak gajah hidup Asia dan gading mereka dari Myanmar.

Studi paling akhir TRAFFIC itu mendapati harga gading tidak sah Vietnam bisa jadi merupakan harga paling tinggi di dunia, dan mengenai penjualan gading janik jadi 1.500 dolar AS per kilogram dan potongan kecil gading dijual dengan harga sampai 1.863 dolar AS per kilogram.

"Berlanjutnya tuntutan akan gading gelap membuat harga jadi tinggi," kata Azrina.

"Laporan itu menyatakan pembeli utama datang dari China --termasuk Hong Kong dan Taiwan, Thailand, warga logal Vietnam, orang Amerika-Vietnam dan orang Eropa," katanya.

"Perdagangan gading dilarang di Vietnam pada 1992, tapi lubang besar dalam peraturan legislatif ada, karena banyak toko masih dapat menjual gading yang disimpan sejak penetapan larangan tersebut," kata TRAFFIC dalam satu pernyataan.

"Ini memungkinkan sebagian pemilik toko untuk mengumpulkan kembali dagangan mereka berupa gading yang diukir baru-baru ini," katanya.

Laporan tersebut menyatakan ada lebih sedikit barang dari gading yang terlihat di toko di Kota Ho Chi Minh dan Hanoi pada 2008 dibandingkan dengan pada 2001, selama survei serupa.

Namun, TRAFFIC menyatakan penjualan gading olahan langsung kepada pembeli kian marak melalui orang ketiga atau melalui Internet, tanpa melalui toko pedagang eceran.

Vietnam, katanya, menyetujui konvensi PBB yang mengatur perdagangan spesies langka dan menyeru pemerintah agar menutup setiap celah yang memungkinkan perdagangan gading secara gelap menjadi marak.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009