Denpasar,  (ANTARA News) - Anak Agung Prabangsa (44), wartawan Harian Umum Radar Bali yang ditemukan mengambang di permukaan laut dan telah menjadi mayat, batok kepala bagian atasnya remuk akibat hantaman benda tumpul.

Hasil otopsi atas jenazah korban, diketahui bahwa penyebab pecahnya bagian batok kepala korban diketahui akibat pukulan benda tumpul, kata Koordinator Pelayanan Instalasi Forensik RSUP Sanglah Denpasar Dr Dudut Rustyadi SpF, di Denpasar, Selasa.

Bagian wajah dan leher lebam, lengan kanan patah dan luka menganga juga diduga akibat adanya hantaman benda keras, katanya.

Berdasarkan hasil otopsi kilat tersebut, pihak Ditreskrim Polda Bali menduga kuat kalau kematian korban akibat tindak pembunuhan.

"Dilihat dari penyebab luka-lukanya, ada dugaan korban tewas akibat tidak pembunuhan. Namun lebih jelasnya, masih harus dilakukan penyelidikan lebih lanjut," kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Gde Sugianyar.

Terkait dugaan seperti itu, lanjut dia, pihaknya kini berupaya untuk dapat mengungkap pelaku yang telah menghabisi nyawa wartawan Harian Radar Bali itu.

AA Prabangsa yang sempat dilaporkan menghilang dari rumahnya sejak 11 Pebruari lalu, akhirnya ditemukan mengambang menjadi mayat di perairan dekat Pantai Padangbai, Kabupaten Karangasem, Bali bagian timur, Senin (16/2) lalu.

Petugas dari Polres Karangasem yang ambil bagian dalam mengevakuasi jenazah korban dari perairan tersebut, menyebutkan, korban tewas diyakini bernama AA Prabangsa setelah di bagian saku celananya ditemukan identitas yang bersangkutan.

Prabangsa, baik oleh pihak keluarga maupun pimpinan perusahaaan tempatnya bekerja, sempat dilaporkan ke pihak Poltabes Denpasar telah menghilang dari rumahnya di Denpasar sejak Rabu, 11 Pebruari lalu.

Kata pihak keluarga korban, sepeda motor milik Prabangsa justru ditemukan di kampung kelahirannya daerah Taman Bali, Kabupaten Bangli.

Sementara keluarga korban yang di Taman Bali, mengaku sempat kedatangan Prabangsa hari Rabu itu, namun tidak lama singgah ke rumah karena yang bersangkutan pergi lagi. 

Prabangsa tercatat memulai karirnya sebagai wartawan Harian Umum Nusa Bali pada 1997, kemudian pada 2000 pindah kerja ke Mingguan Manggala, dan terakhir sejak 2003 hingga sekarang menjadi wartawan Harian Umum Radar Bali, grup Jawa Pos.(*)


Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009