Jakarta, 18/2 (ANTARA)  - PT Pertamina (Persero) menerapkan konsep bisnis LNG Downstream untuk mengelola kekhasan kompleksitas ladang gas Donggi Senoro. Sebagaimana diketahui, ladang gas Donggi Senoro tersebar di beberapa lokasi berbeda di WKP PT Pertamina EP dan JOB Pertamina-Medco Tomori yang masuk wilayah Propinsi Sulawesi Tengah, dengan volume gas diperkirakan mencapai 2,2 juta triliun cubic feet (TCF). Ladang gas ini tidak termanfaatkan selama lebih dari 28 tahun, sebelum Pertamina masuk menjadi pengelola.

     "Melihat berbagai kondisi yang ada di lapangan, konsep bisnis LNG Downstream merupakan pilihan terbaik dari sisi ekonomi dan tidak membebani negara karena tidak perlu mengeluarkan kewajiban cost recovery untuk pembangunan kilang LNG," ujar Karen Agustiawan, Direktur Utama PT Pertamina (Persero).

     Dari sisi harga, Pertamina sudah mengajukan formula harga kepada pemerintah yang didasarkan pada perkembangan harga minyak mentah dunia. Formula harga yang tidak didasarkan pada fixed price ini menguntungkan bagi pemerintah dan Pertamina secara bisnis, tetap mendapatkan keuntungan yang wajar.

     "Melihat berbagai kenyataan bahwa selama 28 tahun ladang gas Donggi Senoro tak termanfaatkan, potensi harga LNG di masa depan, kita sangat beruntung mendapatkan mitra kerja yang bersedia mengikuti konsep bisnis yang kita usulkan," tambah Karen.

     Karen menambahkan bahwa penjualan LNG dari ladang Donggi Senoro dijadwalkan terjadi di tahun 2012. "Pada waktu penjualan, harga yang berlaku adalah berdasarkan harga minyak mentah di tahun tersebut, bukan harga sekarang," tegas Karen.

     Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi Anang Rizkani Noor, Vice President Komunikasi PT Pertamina (Persero), Email: Anang.Noor@pertamina.com

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2009