The Mo Brothers

Keingintahuannya akan dunia film pun tumbuh. Ia sempat menjadi pekerja lepas sebagai story board artist dan fotografer. Saat berkuliah di School of Visual Arts, Australia pada 2002, Timo bertemu dengan Kimo Stamboel.

Panggilannya untuk mengerjakan sesuatu menghibur sekaligus menakutkan seolah terjawab. Klop dengan Kimo, keduanya dijuluki The Mo Brothers dan mulai memproduksi film horor pendek pertama mereka berjudul "Dara" (2007), bagian dari enam film pendek antologi "Takut: Faces of Fear".

Dara memiliki ide cerita horor yang segar, seorang wanita muda bernama Dara memiliki restoran dengan sajian makanan enak, ternyata daging manusia lah yang menjadi bumbu kelezatan.

Baca juga: Kirk Hammett tertarik bikin film horor

Baca juga: Menelusuri teka-teki dan misteri dalam film "Lorong"


Tak seperti kebanyakan film horor yang sekadar menjual jumpscare, The Mo Brothers lebih dari itu. Mereka tak segan menghadirkan cipratan-cipratan darah dalam bentuk visual yang mengerikan.

Sukses dengan Dara, The Mo Brothers kemudian menuangkan skenario panjangnya dengan merilis film "Rumah Dara" (2010) atau "Macabre", yang sukses menuai pujian dari para kritikus film.

Lewat "Rumah Dara", The Mo Brothers turut melejitkan nama pemeran utama Shareefa Daanish sebagai Ibu Dara, mengantarkan Daanish sebagai aktris terbaik di Puncheon International Fantastic Film Festival di Buncheon, Korea Selatan.

Mengikuti kesuksesan Rumah dara, The Mo Brothers kemudian menyutradarai film bergenre sejenis, "Killers" (2013), kolaborasi pertama Indonesia-Jepang yang berhasil tampil dalam festival international bergengsi di Amerika, Sundance Film Festival.

Baca juga: Timo Tjahjanto bawa lagi kengerian dalam "Sebelum Iblis Menjemput 2"

Baca juga: Chelsea Islan bersiap syuting kelanjutan "Sebelum Iblis Menjemput"

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020