Jakarta (ANTARA News) - Rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta Senin sore berada pada level 11.880/11.980 per dolar AS, naik 80 poin dibanding penutupan akhir pekan lalu 11.960/11.975 per dolar AS.

Sentimen positif dari informasi mengenai Indonesia mendapat cadangan devisa siaga dari kesepakatan forum Asean + 3 (Cina, Jepang dan Korea Selatan) telah mendorong rupiah menguat.

Pengamat pasar uang Edwin Sinaga di Jakarta mengatakan, tambahan tersebut akan memperkuat cadangan devisa Indonesia yang saat ini berjumlah 51 miliar yang cukup untuk membiayai impor lebih dari 3 sampai lima bulan.

Tambahan itu diperoleh dari dana cadangan kelompok ASEAN + 3 yang nilainya naik dari 84 miliar dolar menjadi 120 miliar dolar, katanya.

Akibatnya, menurut dia pelaku pasar mulai melepas dolar dan membeli rupiah, meski aksi beli rupiah belum begitu besar.

Meski demikian diharapkan isu positif itu akan berlanjut, sehingga rupiah akan terus menguat hingga mendekati angka 11.500 per dolar, ucapnya.

Faktor positif lainnya, lanjut dia juga dengan usaha pemerintah akan menerbitkan obligasi di Jepang, setelah pemerintah Jepang menjamin bahwa obligasi itu akan mendapat respon pasar Jepang.

Hal ini juga memberikan nilai positif pasar, sehingga rupiah yang selama tiga pekan terpuruk hingga di atas 12.000 per dolar AS kembali menguat, katanya.

Selain itu juga masuknya investor asing dari Timur Tengah juga memberikan respon yang cukup besar pada hari-hari berikut karena itu peluang pasar terhadap rupiah ke depan akan semakin cerah.

"Kami optimis rupiah akan kembali menguat hingga mendekati angka 11.000 per dolar AS, apabila tidak ada hambatan yang negatif," ucapnya.

Menurut dia, pemerintah berusaha menjaga mata uangnya agar tidak terpuruk lebih jauh dengan mencari dana baru dari luar, dan meningkatkan kinerja ekonomi Indonesia menjelang pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu).

"Kami yakin pertumbuhan ekonomi akan semakin baik dengan adanya dana baru yang diperoleh pemerintah baik dari obligasi maupun tambahan dana cadangan devisa," ucapnya.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009