Aljiers (ANTARA News) - Sembilan anggota perusahaan keamanan swasta tewas ketika gerilyawan menyerang markas mereka di sekitar  Jijel di Aljazair timurlaut, seperti dilaporkan AFP.

Tiga penjaga lain terluka dalam serangan di bangunan yang digunakan oleh perusahaan keamanan swasta Spas, Minggu malam, di kota Ziama Masouriyah, sekitar 360 Km di timur ibukota Aljiers itu, kata warga.

Perusahaan keamanan Aljazair itu melakukan kerja keamanan untuk pabrik-pabrik di kawasan tersebut.

Tidak ada konfirmasi segera oleh pemerintah mengenai serangan yang terjadi tiga pekan sebelum dimulainya kampanye pemilihan presiden di negara Afrika utara itu.

Gerilyawan telah menggunakan mortir artisanal untuk menyerang para penjaga bangunan dalam serangan semacam pertama dalam beberapa tahun itu, meskipun perusahaan tersebut pernah diserang sebelumnya.

Warga tidak dapat mengatakan berapa banyak orang yang mengambil bagian dalam serangan itu.

Serangan itu adalah yang terburuk dalam enam bulan terakhir di Aljazair, dan menyusul serangkaian serangan mematikan terhadap militer dan warga sipil di bagian timurlaut negara itu dalam sebulan terakhir.

Tujuh tentara tewas dalam dua serangan terpisah pada 15 Februari, tiga dalam serangan sekitar 50 Km di timur Aljiers, dan empat yang lain di bagian timur jauh negara itu, dalam serangan terhadap konvoi mereka.

Rakyat Aljazair akan pergi ke tempat pemilihan untuk memilih presiden baru pada 9 April, dengan presiden yang menjabat Abdulaziz Bouteflika akan mengusahakan masa jabatan ketiga yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Bouteflika berjanji untuk "menekan dengan kebijakan rekonsiliasi nasional" yang ia lancarkan pada 2000 menyusul dua referendum, dan yang telah memungkinkan pembebasan dari penjara atau penyerahan diri ribuan pejuang Islam yang meletakkan senjata mereka.

Namun kepala negara berusia 72 tahun itu menambahkan bahwa sementara "pintu tetap terbuka bagi orang-orang yang menyesal", ia akan "terus memerangi terorisme dengan semua cara yang diperlukan".

Putaran kekerasan paling serius yang terjadi belakangan ini, seperti acapkali terjadi, adalah di dan sekitar bukan Ramadhan, yang gerilyawan anggap menguntungkan bagi perjuangan bersenjata.

Pada Agustus, sebelum Ramadhan, Al Qaida Maghreb Islam (Aqmi) menyatakan bertanggungjawab atas sejumlah serangan terhadap pasukan keamanan, termasuk serangan di sekolah pelatihan polisi di Issers, 60 Km di timur Aljiers, yang menewaskan 48 orang.

Beberapa bulan terakhir hingga belakangan ini tenang, dan serangan belum lama ini di rintangan jalan palsu atau dengan meletakkan ranjau di jalan untuk menyerang konvoi milier.

Menteri dalam Negeri Yazid Zerhouni mengatakan pada Februari di Blida, kota garnisun di selatan ibukota, bahwa situasi keamanan di negara itu bertambah "lebih baik secara signifikan".

"Dalam beberapa bulan terakhir, dinas keamanan dan militer telah mencapai hasil baik sekali" dalam pencarian dan operasi mereka, kata Berhouni.

Pencapaian terakhirnya, ia menambahkan, "penyerahan diri Ali Bentouati, salah seorang komandan penting Aqmi di zona pusat".

Kebijakan rekonsiliasi nasional Bouteflika disetujui setelah lebih dari satu dasawarsa kekacauan berdarah di Aljazair yang dinyatakan telah menewaskan ribuan orang.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009