Jakarta (ANTARA News) - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa, menggeledah kantor PT Bhinneka Usada Raya, rekanan Departemen Kesehatan (Depkes) dalam proyek pengadaan alat kesehatan.

Juru Bicara KPK, Johan Budi di Jakarta, Selasa malam mengatakan,
penggeledahan dilakukan untuk pendalaman dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan di Departemen Kesehatan.

"Untuk melengkapi alat bukti," kata Johan.

Penggeledahan yang berlangsung sejak siang itu dilakukan oleh satu tim penyidik KPK yang terdiri dari sekira 14 orang.

Johan mengatakan, tim KPK masih mendalami kasus itu sehingga belum bisa merinci hasil penggeledahan di kantor yang berlokasi di Jalan Pemuda nomor 101, Jakarta Timur itu.

Sebelum menggeledah kantor PT Bhinneka Usada Raya, tim KPK juga
mendatangi Departemen Kesehatan.

Johan mengklarifikasi pernyataannya sebelumnya bahwa kedatangan tim KPK ke Departemen Kesehatan bukan untuk melakukan penggeledahan.

Menurut dia, kedatangan tim KPK ke Departemen Kesehatan hanya untuk mencari sejumlah informasi yang dibutuhkan.

KPK menduga proyek pengadaan alat kesehatan yang dilaksanakan pada 2007 itu merugikan negara Rp4,8 miliar.

Alat kesehatan tersebut dibagikan ke sejumlah daerah tertinggal di
Indonesia. Namun pelaksanaanya diduga tidak sesuai dengan nilai proyek.

KPK telah menetapkan pimpinan proyek yang berinisial M sebagai tersangka dalam kasus itu.

M yang juga menjabat Kepala Biro Perencanaan pada Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan itu diduga bertanggung jawab atas dugaan korupsi proyek tersebut.

Wakil Ketua KPK, M. Jasin mengatakan, telah terjadi penggelembungan harga dalam proyek di Departemen Kesehatan itu.

Jasin menjelaskan, pengusutan kasus itu berawal dari kerjasama antara KPK dan lembaga auditor.

Dalam kasus itu, KPK telah memeriksa sejumlah pegawai Departemen
Kesehatan, yaitu Lita Rahmalia, Tri Hardiyanto, Johanes Glen, dan J
Panjaitan.

KPK juga mengusut dugaan korupsi proyek di Depkes yang dilaksanakan pada 2005. Dengan demikian, ada kemungkinan penetapan tersangka lain dalam proyek di Depkes.

Menurut Johan Budi, pengusutan proyek tahun 2005 masih dalam tahap penyelidikan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009