Semarang (ANTARA News) - Munculnya fenomena menjadikan artis menjadi calon wakil presiden (cawapres) menunjukkan perkembangan demokrasi saat ini baru menyentuh demokrasi permukaan.

"Demokrasi permukaan tersebut ditunjukkan adanya kandidat pemimpin yang dideklarasikan tanpa melalui tahapan dan persiapan tertentu," kata pengamat politik Universitas Diponegoro (Undip) Susilo Utomo di Semarang, Jumat.

Susilo mengatakan, jika demokrasi yang sebenarnya maka untuk menjadi pemimpin harus melewati tahapan dan prosedur seperti untuk dapat diusung partai politik maka ada perjuangan untuk mengegolkan syarat partai sebagai pengusung capres atau cawapres yakni 20 persen kursi atau 25 persen dari jumlah suara sah.

"Sekarang orang tidak punya kendaraan mendeklarasikan atau dideklrasikan menjadi capres atau cawapres," katanya.

Berdasarkan sejumlah pemilihan kepala daerah (pilkada) meskipun ada artis yang berhasil seperti Rano Karno dan Dede Yusuf, ada juga artis yang gagal dipilih rakyat.

Saat menjelang pemilihan legislatif, sejumlah partai sudah mulai menyampaikan kandidatnya masing-masing seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang mengusung Megawati Soekarnoputri, Partai Demokrat yang mengusung Susilo Bambang Yudhoyono, dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Sementara itu, Kamis (26/2) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mempertimbangkan Ahmad Dhani (pimpinan grup musik Dewa) untuk dicalonkan sebagai cawapres.

Ketua DPP PKB Marwan Jafar di Gedung DPR/MPR Jakarta, Jumat mengemukakan, penyebutan nama Ahmad Dhani bukan tanpa alasan karena sudah melalui pembicaraan di internal PKB.

Alasannya, kata Marwan, Dhani merupakan sosok pemusik yang memiliki visi dan keberanian mendobrak. Selain itu tidak dapat dipungkiri ada alasan popularitas sebagai pertimbangan karena Grup Dewa adalah grup musik papan atas saat ini.

Dhani dinilai memiliki massa penggemar yang bisa memberi sinyal kemana suara penggemarnya akan diarahkan. Pengemar Dewa bukan hanya masyarakat papan atas, tetapi juga lapisan bawah (grass root).

Penyebutan nama Ahmad Dhani ini melengkapi penyebutan sejumlah nama sebagai bakal Capres PKB. Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar telah menyebutkan bahwa PKB mempertimbangkan dukungan kepada Susilo Bambang Yudhoyono, Jusuf Kalla, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan Dedy Mizwar.

Nama Muhaimin juga dipertimbangkan untuk diajukan sebagai calon presiden. Dengan penyebutan nama-nama itu, maka komposisi pasangan yang akan diperjuangkan PKB adalah, Yudhoyono-Muhaimin, Jusuf Kala-Muhaimin, Sultan-Muhaimin, Muhaimin-Dedy Mizwar, serta Muhaimin-Ahmad Dhani.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009