"Saya bersyukur saya selalu punya peranan yang kuat dalam menciptakan keamanan. Saya yakin punya kemampuan itu," kata Jusuf Kalla saat bertemu para kadernya di Pontianak Kalimantan Barat, Sabtu.
Kalla menjelaskan, setiap ada kekacauan atau konflik di daerah-daerah dia selalu bisa menyelesaikan dan yakin Indonesia memiliki semua modal untuk maju.
Pemerintahan SBY-JK, tambah Kalla, memang sudah berjalan baik namun akan lebih baik dan cepat lagi jika Partai Golkar memimpin.
"Amanah yang diberikan saudara-saudara, saya siap menjalankannya. Saya berpengalaman saat bangsa mengalami krisis, susah, gejolak saya mampu menyelesaikannya. Saya punya kemampuan, tapi apa syaratnya. Syaratnya Partai Golkar harus menang pemilu," kata Kalla yang disambut tepuk tangan ratusan kader di gedung Zamrud.
Menurut Kalla, sebuah partai akan memiliki harga tinggi jika memenangkan pemilu, namun jika tidak bisa memenangkannya, maka partai itu menjadi tidak berharga.
Oleh karena itu, yang terpenting adalah bagaimana memenangkan pemilu legislatif 2009, demikian Kalla.
Kalla berterimakasih atas kebulatan tekad dari DPD I dan DPD II se-Kalbar yang mendukungnya menjadi capres.
"Tentu, saya menerima tantangan amanah yang ada dengan dua alasan. Pertama, Partai Golkar harus siap untuk memimpin bangsa ini. Kedua, untuk menjadi pemimpin maka harus memiliki pengalaman yang cukup, kemampuan yang cukup dan visi yang jauh ke depan. Dan saya memiliki semua kriteria itu," kata Kalla disambut gemuruh tepuk tangan.
Dia menjelaskan, Partai Golkar mempunyai modal cukup untuk memimpin bangsa karena dalam situasi yang sulit dan dihujat, Partai Golkar tetap bisa mendapatkan suara besar sekitar 22 persen.
Pada pemilu 2004, tambah Kalla, Partai Golkar tetap meraih suara diatas 22 persen.
"Apalagi sekarang punya harapan yang lebih, pasti Partai Golkar bisa lebih besar lagi," kata Kalla.
Kalla mengingatkan seluruh kader untuk terus bekerja keras dan mendekatkan diri kepada masyarakat karena itu akan memudahkan dalam mendapatkan simpati. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009
