Magetan (ANTARA News) - Jenazah Suswanto (31), karyawan PT Salake Sastra yang menjadi korban kecelakaan speedboat di Kali Biri, Kabupaten Sarmi, Papua, tiba di rumah duka di Desa Tawanganom, Magetan, Jawa Timur, Sabtu malam.

Menurut kerabat almarhum, Mintarsih, yang ditemui Minggu, Suswanto akan dimakamkan di kampung neneknya itu di Madiun, meski selama ini almarhum lebih sering tinggal di Madiun.

Kabar kematian Suswanto diterima pihak keluarga pada Selasa (10/3) lalu.

"Kami mendapat kabar duka itu langsung dari pihak perusahaan setelah kejadian kecelakaan pada Selasa (10/3). Namun, waktu itu jasad almarhum belum diketemukan," katanya.

Menurut dia, jasad almarhum baru ditemukan oleh tim "Search And Rescue" (SAR) setempat, tiga hari kemudian, yakni pada hari Jumat (13/3) lalu, dan langsung diterbangkan ke Surabaya.

"Dari Surabaya langsung dibawa ke Magetan. Di sini (Magetan) adalah rumah neneknya. Walaupun dulu waktu kecilnya almarhum lebih banyak tinggal Madiun, namun keluarga memutuskan agar almarhum dimakamkan di Magetan," katanya.

Almarhum Suswanto, merupakan anak ke lima dari tujuh bersaudara, pasangan Torip dan Tandur yang juga sudah meninggal dunia. Keseharian almarhum lebih banyak di Madiun bersama salah satu adiknya, Watik. Almarhum telah satu tahun bekerja di PT Salake Sastra yang bergerak di sektor Hak Pengusahaan Hutan (HPH) di Bonggo, Kabupaten Sarmi, Papua.

"Almarhum bekerja di sana sebagai asisten mekanik logging," kata Mintarsih.

Lebih lanjut ia menjelaskan, kontak terakhir almarhum dengan keluarga adalah sehari sebelum kecelakaan terjadi, yakni tanggal 9 Maret lalu yang mengabarkan akan cuti pulang.

"Rencananya Suswanto akan pulang pertengahan bulan ini, namun ternyata Tuhan berkehendak lain," katanya lirih.

Setelah disslatkan, jenazah langsung dimakamkan malam itu juga di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat.

Sementara itu, rekan kerja almarhum, Sunari, yang ikut mengantar kepulangan jenazah dari Bonggo, mengatakan, pihak perusahaan akan memenuhi semua hak dari almarhum.

"Perusahaan akan berusaha memberikan semua yang menjadi hak dari almarhum. Selain gaji yang tersisa, almarhum juga akan mendapat santunan dan asuransi. Semuanya akan segera diurus untuk diserahkan ke keluarganya," katanya.

Kecelakaan yang menewaskan laki-laki lajang ini bermula dari sebanyak 10 karyawan PT Salake Sastra yang hendak kembali ke base camp, setelah jam istirahat makan siang dengan menggunakan speedboat.

Namun, cuaca buruk dan arus yang deras membuat speedboat terbalik. Dari 10 penumpang itu delapan di antaranya selamat, sedangkan dua orang tenggelam dan sempat hilang selama tiga hari. Dua korban tewas tersebut adalah Suswanto dan Rudi Prasetyo asal Bojonegoro, yang jasadnya ditemukan disekitar Kali Biri.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009