Bogor (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan dirinya belum memastikan apakah akan tetap berpasangan atau tidak berpasangan lagi dengan wakil presiden Jusuf Kalla dalam pemilihan presiden mendatang.

"Tidak tepat dan keliru kalau saya dibilang mau meninggalkan pak Jusuf Kalla, ini kan prosesnya belum apa-apa. Saya juga belum pernah mengatakan akan memilih cawapres ini atau ini," kata Yudhoyono saat jumpa pers di kediaman pribadi Puri Cikeas Bogor, Minggu.

Dijelaskan Presiden, dirinya baru akan menentukan pasangannya setelah melihat peta politik pasca pemilihan umum legislatif April mendatang.

Presiden juga mengatakan bahwa ia tidak bisa dan belum berani memutuskan apakah ia akan mengambil cawapres dari Partai Golkar kembali apabila Jusuf Kalla jadi maju sebagai calon presiden pada pemilihan presiden mendatang.

"Segalanya serba mungkin, bisa saja wapres dari manapun jadi saya belum bisa mengatakan akan mengambil wapres dari Partai Golkar lagi," katanya.

Presiden menambahkan, ia mempunyai tiga syarat untuk sosok yang akan dipilihnya sebagai calon wakil presiden yaitu yang memiliki integritas, kapasitas dan chemistry (kecocokan) yang baik.

"Saya tidak boleh terlalu dini, selain percaya pada jalan Tuhan, saya juga melakukan exercise, pertimbangan secara seksama, karena ini merupakan calon pasangan saya dalam menjalankan pemerintahan selama lima tahun jadi tidak boleh grasa-grusu," katanya.

Mengenai pertemuan antara Jusuf Kalla dengan Megawati Soekarnoputri pekan lalu, Presiden beranggapan bahwa itu adalah pertemuan yang wajar dalam dinamika politik menjelang pemilihan umum.

"Dalam politik apapun bisa terjadi, tidak bisa matematis sehingga yang dipikirkan pihak lain bisa saja terjadi," katanya.

Presiden menolak mengomentari jika pertemuan Jusuf Kalla dan Megawati sebagai awal dari koalisi Partai Golkar dan PDIP karena pernyataan setelah pertemuan kedua tokoh politik itu menurut Kepala Negara justru merupakan pernyataan yang baik untuk memperkuat pemerintahan. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009