Yerusalem (ANTARA News/AFP) - Sebagian besar warga Palestina mendukung serangan-serangan terhadap warga sipil di Israel, sementara mayoritas orang Israel mendukung serangan militer lebih lanjut terhadap Jalur Gaza yang dikuasai Hamas, demikian hasil pengumpulan pendapat yang diterbitkan Minggu.

Jajak pendapat yang dilakukan peneliti Palestina mendapati bahwa 54 persen warga Palestina mendukung serangan-serangan terhadap warga sipil di Israel, sementara 42 persen menentangnya.

Sementara itu, hasil pengumpulan pendapat yang dilakukan orang Israel menunjukkan bahwa 30 persen orang Israel mendukung pendudukan kembali Gaza dan 38 persen lagi mendukung serangan-serangan terbatas untuk membalas penembakan roket dari wilayah pesisir yang dikuasai Hamas sejak Juni 2007 itu.

Sebanyak 28 persen orang Israel mengatakan, pemerintah seharusnya "menggunakan langkah-langkah diplomatik ketimbang militer", menurut penelitian itu.

Pengumpulan pendapat itu dilakukan pada awal Maret, lebih dari sebulan setelah berakhirnya ofensif besar-besaran Israel di Jalur Gaza.

Menurut jajak pendapat itu, 66 persen orang Israel berpendapat ofensif terhadap Gaza dihentikan terlalu cepat, sementara 15 persen mengatakan bahwa ofensif itu dihentikan terlalu lambat, dan 16 persen lain menganggap ofensif itu berakhir tepat pada waktunya.

Enampuluh persen orang Israel khawatir mereka atau keluarga mereka "dicederai oleh orang-orang Arab dalam kehidupan sehari-hari mereka", sementara 50 persen orang Palestina khawatir akan keselamatan dan keamanan mereka.

Survei Palestina itu dilakukan oleh Pusat Riset Survei dan Kebijakan Palestina (PSR) dan melibatkan 1.270 orang yang diwawancarai di 127 lokasi di Gaza, wilayah pendudukan Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Penelitian Palestina itu memiliki tingkat kesalahan tiga persen.

Survei Israel dilakukan oleh Lembaga Riset Harry S. Truman di Universitas Yahudi dan melibatkan 602 orang Israel yang diwawancarai melalui telefon dalam bahasa Arab, Yahudi dan Rusia. Tingkat kesalahan penelitian itu 4,5 persen.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari dan sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel.

Kekerasan Israel-Hamas meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berakhir pada 19 Desember.

Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahudi tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran sejak 27 Desember dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding yang mendapat kecaman dan kutukan dari berbagai penjuru dunia.

Jumlah korban tewas Palestina mencapai sedikitnya 1.300, termasuk lebih dari 400 anak, dan 5.300 orang cedera di Gaza sejak Israel meluncurkan ofensif terhadap Hamas pada 27 Desember.

Di pihak Israel, hanya tiga warga sipil dan 10 prajurit tewas dalam pertempuran dan serangan roket.

Pasukan Israel meninggalkan Jalur Gaza setelah daerah pesisir itu hancur akibat ofensif 22 hari. Mereka menyelesaikan penarikan pasukan dari wilayah yang dikuasai Hamas itu pada 21 Januari.

Meski demikian, penembakan roket Hamas ke Israel dan serangan udara Israel ke Jalur Gaza masih berlangsung sesekali sejak mereka mengumumkan gencatan senjata secara terpisah itu.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009