Tokyo (ANTARA News) - Euro melemah terhadap dolar di perdagangan Asia, Selasa, jelang survei sentimen investor Jerman yang diperkirakan mencerminkan resesi mendalam di ekonomi terbesar Eropa tersebut, kata para dealer.

AFP melaporkan, euro merosot menjadi 1,2976 dolar di perdagagan pagi di Tokyo, dari 1,2982 di New York Senin sore. Dolar naik menjadi 98,44 yen dari 98,24 yen. Euro naik menjadi 127,72 yen dari 127.47.

Di sana ada kekhawatiran bahwa indeks kepercyaan investor dari institut riset ZEW, akan menunjukkan penurunan pertamanya dalam lima bulan, menyusul jatuhnya ekspor dan produksi industri, kata para dealer.

Sebuah laporan suram kemungkinan akan menekan euro, yang sensitif terhadap berita negatif, terutama terhadap "safe-haven" (tempat berlindung yang aman) dolar, kata para dealer.

"Kami pikir data ekonomi akan terus bekerja sebagai sebuah peringatan dari bagaimana sesuatu yang buruk menutup `rally` pada aset-aset berisiko," tulis para analis Barclays Capital dalam sebuah catatannya.

Di sana juga ada spekulasi bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) akan memangkas lagi suku bunganya untuk menghidupkan kembali pertumbuhan, setelah menurunkan basis suku bungannya pada awal bulan ini menjadi 1,50 persen, level terendah dalam 10 tahun sejarah bank sentral.

Sebuah penurunan pada indeks ZEW dapat menekan euro melalui "ekspektasi tinggi tambahan penurunan suku bunga ECB, sejak Jerman dan negara-negara Eropa lainnya tidak mempermasalahkan tindakan stimulus ekonomi tambahan," kata analis valas Royal

Bank of Scotland, Masafumi Yamamoto.

Para pedagang juga akan memantau pertemuan dua hari Federal Reserve yang dimulai Selasa, dimana Ketua Fed Ben Bernanke mungkin menawarkan lebih banyak petunjuk prospek ekonomi AS dan peralatan baru untuk mendorong kredit perbankan.

Bank sentral Jepang juga memulai pertemuan dua hari, yang suku bunganya diperkirakan akan dipertahankan pada 0,1 persen. (*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009