Washington, (ANTARA News) - Presiden Sudan Omar Hasan Al-Bashir akan dianggap bertanggung jawab atas "setiap kematian" akibat pengusiran 13 organisasi bantuan asing dari Sudan, kata Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, Selasa.

"Ini adalah situasi yang mengerikan yang akan mengakibatkan kepedihan yang tak terperikan dan penderitaan bagi rakyat Darfur, terutama mereka yang berada di kamp pengungsi," kata Hillary mengenai keputusan Sudan untuk mengusir organisasi bantuan awal Maret, demikian diwartakan Reuters.

"Masalah sesungguhnya ialah jenis tekanan apa yang dapat dijatuhkan atas Al-Bashir dan pemerintah di Khartoum agar mereka memahami bahwa mereka akan dianggap bertanggung jawab atas setiap kematian yang terjadi di semua kamp itu," kata Hillary kepada wartawan.

Hillary mengatakan Amerika Serikat berencana menunjuk seorang utusan khusus untuk Sudan dalam beberapa hari mendatang, mengikuti tradisi yang ditetapkan oleh pemerintah mantan presiden George W. Bush.

Banyak ahli internasional mengatakan sedikitnya 200.000 orang telah tewas di wilayah Darfur barat, Sudan, sementara pemerintah Al-Bashir menyatakan 10.000 orang telah meninggal. Konflik tersebut, yang telah membuat lebih dari 2,7 juta orang kehilangan tempat tinggal, berkeceamuk ketika sebagian besar pemberontak mengangkat senjata guna menentang pemerintah Khartoum pada 2003.

Khartoum memerintahkan organisasi bantuan meninggalkan negeri itu awal Maret, setelah Mahkamah Pidana Internasional (ICC) di Den Haag mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Al-Bashir dengan tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap umat manusia di Darfur.

Pemerintah Sudan menuduh mereka membantu ICC.

Hillary mengatakan pemerintah Al-Bashir kini dipandang "lebih bertanggung jawab ... di mata dunia" dan Menteri Luar Negeri AS tersebut menyeru semua pemerintah yang mendukung dia agar mendorong kembalinya pekerja bantuan, atau mengisi sendiri kekosongan itu.

"Mereka harus mengganti dengan uang dan personil mereka yang telah diusir sehingga jiwa rakyat yang tak berdosa takkan hilang dan kian terancam," kata Hillary.

Amerika Serikat telah melakukan upaya terpadu dalam beberapa hari belakangan guna meyakinkan Liga Arab, Uni Afrika dan yang lain yang memiliki pengaruh atas Sudan, seperti China, agar membuat Al-Bashir mengubah keputusannya, kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Robert Wood.

Dalam pertemuannya pekan lalu dengan Menteri Luar Negeri China Yang Jiechi, Presiden AS Barack Obama menyampaikan "keprihatinannya yang mendalam" mengenai krisis kemanusiaan yang merebak di Darfur dan memintah China agar menekan pemerintah Sudan.

Banyak pemerintah Arab dan Afrika menyatakan tindakan ICC tersebut kontraproduktif dan munafik, dan menyatakan Mahkamah yang berpusat di Den Haag itu gagal menangani dugaan kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel terhadap bangsa Arab, atau oleh Amerika Serikat di Irak dan Afghanistan.

Amerika Serikat, meskipun bukan anggota ICC, mendukung putusan untuk menangkap Al-Bashir, yang menghadapi tujuh tuntutan kejahatan perang dan kejahatan terhadap umat manusia tapi tidak untuk pemusnahan suku bangsa.

Awal Maret, Hillary mengatakan Presiden Sudan itu dapat "menghadapi pengadilan" guna membuktikan bahwa ia tak bersalah. Wood, Selasa, menambahkan Amerika Serikat tak mendukung setiap jenis penangguhan terhadap surat penangkapan ICC.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009