Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo diangkat menjadi duta "Earth Hour" untuk mempromosikan penghematan energi listrik lewat program mematikan listrik selama jangka waktu tertentu.

Gubernur menyambut baik pengangkatannya itu oleh WWF Indonesia dan bersedia menjadi tuan rumah bagi program "Satu Jam Untuk Bumi" dimana Jakarta akan berpartisipasi untuk mematikan lampu selama satu jam pada hari Sabtu (28/3) pukul 20.30 WIB hingga 21.30 WIB.

"Diharapkan Earth Hour 2009 ini dapat berkontribusi menjadikan Jakarta lebih baik dari sisi efisiensi dan penghematan energi, sekaligus dalam upaya penanggulangan perubahan iklim," kata Gubernur di Balaikota Jakarta, Kamis.

Namun pemadaman tidak akan dilakukan di seluruh Jakarta melainkan hanya di lima ikon Jakarta yakni Bundaran Hotel Indonesia dan air mancurnya, Monas dan air mancurnya, Gedung Balai Kota, Patung Pemuda dan air mancur Arjuna Wiwaha.

Meskipun hanya sejam, Fauzi menyebut pemadaman lampu itu penting karena setara dengan energi listrik yang menerangi 900 desa atau sebesar 300 MW.

"Itu saya kira satu referensi yang valid dan memberikan gambaran betapa pentingnya hemat energi," katanya.

Gubernur menyebut tantangan untuk melakukan penghematan energi itu tidak dapat hanya dilakukan dengan mengeluarkan peraturan dan himbauan namun membutuhkan dukungan masyarakat luas.

"Dan dukungan ini tidak akan efektif tanpa pengertian yang mendalam bahwa hemat energi ini bukan pilihan tapi merupakan satu-satunya jalan untuk menjamin kelangsungan hidup manusia yang lebih baik di waktu-waktu yang akan datang," kata Fauzi.

Selain mematikan lampu di kelima ikon kota Jakarta itu, beberapa gedung di kawasan Sudirman, Thamrin dan Gatot Subroto juga telah menyatakan komitmen mereka untuk ikut mematikan listrik mendukung kampanye global yang akan diikuti 1.539 kota di 80 negara.

Beberapa gedung di kawasan segitiga emas Jakarta yang telah menyatakan akan berpartisipasi antara lain gedung Citibank, Garuda Indonesia Airlines, Grand Indonesia, HSBC, Panasonic, Polygon Cycle, Yayasan Sampoerna, Standard Chartered Bank dan Sharp.

Di Indonesia, baru Jakarta yang akan melaksanakan kampanye hemat energi tersebut dengan asumsi penghematan untuk satu jam di Jakarta setara dengan mengistirahatkan satu pembangkit listrik yang mampu menyalakan 900 desa.

Asumsi dari WWF Indonesia itu juga menyatakan bahwa mematikan listrik selama satu jam di Jakarta akan mengurangi beban biaya listrik Jakarta sebesar Rp200 juta, mengurangi emisi CO2 sekitar 284 ton, menyelamatkan lebi dari 284 pohon dan menghasilkan O2 untuk lebih dari 568 orang.

Data PLN tahun 2007 menyebutkan penjualan listrik untuk wilayah DKI Jakarta dan Tangerang sebesar 27.939 GWh atau sekitar 23 persen dari total konsumsi listrik diseluruh Indonesia.

Dari konsumsi itu, sebesar 34 persen diantaranya dikonsumsi oleh sektor rumah tangga (sebagian besar di Jakarta), 30 persen dikonsumsi sektor industri (sebagian besar di Tangerang) dan 29 persen dari sektor bisnis (sebagian besar di Jakarta).

Jumlah total penjualan listrik itu setara dengan 24,89 juta ton CO2.

Selain ikon Jakarta, kota-kota besar lain di dunia akan serentak mematikan ikon-ikon kotanya seperti di hotel Burj Dubai di Dubai, Canadian Tower di Toronto, Gedung Opera Sydney maupun Table Mountain di Cape Town. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009