Srinagar, India (ANTARA News/AFP) - Ribuan orang berdemonstrasi di jalan-jalan di sebuah kota Kashmir selatan, Kamis, dengan menuduh polisi India membunuh seorang muslim yang bekerja sebagai tukang kayu, kata beberapa saksi mata, dan itu merupakan insiden kedua dalam sebulan ini yang melibatkan pasukan keamanan.

"Pulang pasukan India, kami ingin kebebasan," teriak pemrotes ketika mereka bergerak dengan membawa mayat Ghulam Mohiudin Malik, seorang tukang kayu berusia 35 tahun, di daerah Pakharpora, Kashmir selatan.

Penduduk desa menuduh polisi federal menembak mati Malik di dekat rumahnya pada Rabu malam. Polisi mengatakan, mereka melepaskan tembakan balasan setelah diserang tembakan oleh gerilyawan separatis.

Peristiwa itu terjadi hanya beberapa pekan sebelum pemilihan umum di India. Tahun lalu koalisi berkuasa pimpinan Kongres menghadapi demonstrasi terburuk yang menentang pemerintahan India di kawasan Himalaya itu sejak pemberontakan meletus pada 1989. Puluhan orang tewas dalam insiden itu.

Pada Februari, pasukan India dituduh menembaki sebuah kendaraan di Kashmir utara yang menewaskan dua warga desa. Pemerintah di negara bagian itu memerintahkan penyelidikan atas kematian orang-orang itu, yang menyulut protes massal.

Pemerintah pada masa silam membantah melakukan pelanggaran hak asasi manusia secara sistematis di Kashmir dan mengatakan, mereka menyelidiki semua laporan semacam itu dan menghukum orang-orang yang bersalah.

Kashmir India adalah satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu.

Kekerasan antara pasukan India dan gerilyawan separatis menurun tajam di Kashmir sejak India dan Pakistan, yang sama-sama mengklaim wilayah itu, memulai proses perdamaian yang bergerak lambat pada 2004.

New Delhi menghentikan dialog itu setelah serangan-serangan Mumbai pada November tahun lalu yang menewaskan 166 orang.

Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang memerangi kekuasaan India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, jurubicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut.

India mengatakan bahwa seluruh 10 orang bersenjata yang melakukan serangan itu datang dari Pakistan. New Delhi telah memberi Islamabad daftar 20 tersangka teroris dan menuntut penangkapan serta ekstradisi mereka.

India dan Pakistan terlibat dalam tiga perang dan hampir terjerumus ke dalam perang keempat setelah serangan militan pada 2001 terhadap gedung parlemen India.

Dua dari tiga perang itu meletus karena masalah Kashmir, satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu.

Lebih dari 40.000 orang -- warga sipil, militan dan aparat keamanan -- tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an.

Pemberontak Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.

New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pemberontak Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009