Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan (Menhub) Jusman Syafii Djamal mengakui, nasib kelanjutan Kereta Api (KA) Bandara Soekarno-Hatta hingga saat ini belum jelas.

"Belum jelas. Mereka sendiri masih bingung, karena harus menyesuaikan dengan Kepres No.80/2005 tentang Pengadaan Barang dan Jasa di Pemerintahan, " kata Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal menjawab pers di Jakarta, Jum`at.

Proyek itu sendiri awalnya diperkirakan hanya bernilai Rp900 miliar dan berkembang menjadi Rp2,2 triliun itu sampai sekarang masih dipertanyakan banyak pihak.

Namun, Menhub tidak menjelaskan, siapa yang dimaksud "mereka" tersebut.

Padahal, pernyataan belum jelasnya proyek tersebut oleh Menhub Jusman Syafii Djamal, sudah terjadi sejak awal tahun lalu dan diperkirakan pekerjaan konstruksinya paling cepat akhir 2008, tetapi sampai sekarang, belum ada tanda-tanda kemajuan yang berarti.

Proyek itu sendiri, kata Jusman, diharapkan menjadi percontohan sistem angkutan terpadu, antara moda KA, darat serta udara karena arus penumpang udara ke Bandara Soekarno-Hatta trennya terus meningkat sehingga diperlukan akses alternatif.

Menhub suatu ketika pernah mengatakan, pihaknya ingin pada September 2009, KA Bandara Soekarno-Hatta bisa dioperasikan.

Bahkan, ketika Direktur Jenderal Perkeretaapian Dephub dijabat Wendy Aritenang Yazid, saat itu pemerintah akan memberikan kemudahan fasilitas agar proyek KA Bandara segera dibangun.

Fasilitas itu, antara lain berupa percepatan pemberian izin trase sampai konsesi penyelenggaraan KA Bandara. "Termasuk juga penggunaan Dukuh Atas sebagai city air terminal," ujar Wendy.

KA Bandara jalur Manggarai-Soekaran Hatta akan menempuh jarak 32,73 km (melintasi Dukuh Atas-Tanah Abang-Angke-Pluit-Pantai Indah Kapuk-Terminal 1 dan 3 Soekarno-Hatta), dan dibangun di atas tanah mengikuti jalur jalan tol bandara.

Pemerintah pun pernah membentuk konsorsium KA Bandara yang dimotori oleh PT RaiLink. Dirut PT RaiLink, Masjraul Hidayat, pernah menyebut peminat dari proyek itu cukup banyak.

"Peminatnya banyak. Sedikitnya 10 investor dari dalam dan luar negeri sudah tertarik dan hal ini sudah disampaikan pada ajang Indonesia Infrastructure 2006," kata Hidayat akhir tahun lalu. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009