Srinagar, India (ANTARA News/Reuters) - Sedikitnya 19 orang tewas setelah pertempuran empat hari antara pasukan India dan gerilyawan muslim di wilayah sengketa Kashmir dekat perbatasan dengan Pakistan, kata militer, Senin.

Empat prajurit dan lima militan tewas pada Senin saja, kata militer, dan itu merupakan jumlah kematian tertinggi dalam satu pertempuran antara gerilyawan dan pasukan India di wilayah Himalaya itu dalam setahun ini.

Bentrokan meletus Jumat setelah pasukan mengepung sekelompok militan bersenjata berat di hutan Shamsbari dekat Garis Pengawasan  atau garis gencatan senjata yang memisahkan Kashmir antara India dan Pakistan.

"Tembak-menembak terus berlangsung," kata jurubicara militer Letkol J. S. Brar. "Sebelas teroris dan delapan prajurit, termasuk seorang perwira, tewas sejauh ini."

Sejumlah pejabat mengatakan, kekerasan yang melibatkan pasukan India dan separatis menurun di Kashmir sejak India dan Pakistan memulai proses perdamaian yang bergerak lambat pada 2004.

New Delhi menghentikan dialog itu setelah serangan-serangan Mumbai pada November tahun lalu yang menewaskan 166 orang.

Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang memerangi kekuasaan India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, jurubicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut.

India mengatakan bahwa seluruh 10 orang bersenjata yang melakukan serangan itu datang dari Pakistan. New Delhi telah memberi Islamabad daftar 20 tersangka teroris dan menuntut penangkapan serta ekstradisi mereka.

India dan Pakistan terlibat dalam tiga perang dan hampir terjerumus ke dalam perang keempat setelah serangan militan pada 2001 terhadap gedung parlemen India.

Dua dari tiga perang itu meletus karena masalah Kashmir, satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu.

Lebih dari 40.000 orang -- warga sipil, militan dan aparat keamanan -- tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an.

Pemberontak Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.

New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pemberontak Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009