PBB (ANTARA News/AFP) - Dewan Keamanan PBB Senin dengan suara bulat mensahkan resolusi yang menekankan perlunya untuk menjamin pemilihan provinsi dan presiden yang dapat dipercaya di Afghanistan Agustus yang akan datang.

Resolusi 1868 juga memperbarui mandat misi PBB di Afghanistan (UNAMA), yang berakhir Senin, selama satu tahun lagi dan menekankan agar "semua upaya dilakukan guna menjamin kredibilitas, keselamatan dan keamanan pemilihan".

Naskah itu, yang dirancang oleh Jepang, mengakui "peran penting" UNAMA dalam mendukung proses pemilihan tersebut serta menekankan pentingnya mendukung dan meningkatkan kehadirannya dan juga kehadiran badan PBB lainnya.

Resolusi itu menjelaskan bahwa UNAMA dan pemimpinnya yang orang Belgia Kai Eide "akan terus memimpin upaya sipil internasional" untuk meningkatkan kerjasama dengan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan-NATO pada semua tingkat di seluruh negara itu dalam rangka untuk meningkatkan kerjasama sipil-militer.

Sekjen PBB Ban Ki-moon memuji dengan segera diperbaruinya mandat UNAMA itu dan "pada khususnya, penegasan kembali peran sentral dan adil Dewan Keamanan dalam memajukan perdamaian dan stabilitas di Afghanistan", kantor persnya mengatakan.

Dewan yang memiliki 15 anggota itu juga mendesak upaya yang diperkuat "untuk meningkatkan pemerintahan berdasar hukum serta untuk memerangi korupsi pada tingkat lokal dan nasional dan untuk meningkatkan prakarsa pembangunan pada tingkat lokal".

Dewan juga minta pada donor dan organisasi internasional dan juga pada pemerintah Kabul untuk menaati komitmen yang dibuat pada konferensi Paris Juni lalu.

Kamis lalu, Eide minta pada pemerintah Kabul untuk menjamin kembali oposisinya bahwa pemilihan presiden yang akan datang akan "adil dan transparan" di tengah dugaan perang yang meningkat oleh gerilyawan Taliban.

"Pemerintah Afghanistan harus menunjukkan bahwa mereka akan melakukan semampunya untuk menjamin kembali oposisi bahwa pemilihan akan adil dan akan transparan dan bahwa sumber pemegang jabatan tidak akan disalahgunakan," ia mengatakan pada Dewan Keamanan.

Dengan situasi keamanan yang memburuk sebagai latar belakang, pemilihan 20 Agustus dianggap sebagai ujicoba penting bagi pemerintah Karzai, dan juga upaya pimpinan AS dan NATO yang telah berusia tujuh tahun untuk menstabilkan negara yang dicabik-perang itu.

Taliban, diusir dari pemerintahan dalam serangan pimpinan-AS karena melindungi al Qaida setelah serangan September 2001, terus meningkatkan serangan mereka di Afghanistan dalam dua tahun terakhir.

Lebih dari 70.000 tentara internasional, yang bertugas di bawah NATO dan sebagai bagian dari Operasi Kebebasan Abadi pimpinan-AS, telah membantu menyangga pemerintah Karzai.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009