Medan (ANTARA News) - Harga ekspor karet Indonesia jenis SIR 20 diprediksi akan terus bergerak naik dan bisa mencapai 1,5 hingga 1,7 dolar AS per kg dari awal pekan ini yang sudah 1,38 dolar AS.

"Sejak satu pekan terakhir ini harga SIR 20 terus bergerak naik menjadi 1,38 dolar AS per kg dan diperkirakan bakal naik lagi menembus angka 1,5 dolar AS," kata eksportir karet Sumut, Tjoe Min Fat, di Medan, Selasa.

Menurut dia, kenaikan harga ekspor SIR 20 dipicu mulai naiknya permintaan khususnya dari AS.

"Menurut informasi perekonomian AS mulai membaik dan kalau itu terus terjadi maka harga karet bisa pulih lagi karena pergerakan ekonomi juga terjadi di negara lain," katanya.

Meski harga dan volume ekspor meningkat, kata dia, total ekspor karet Sumut sepanjang tahun ini diperkirakan masih akan lebih rendah dibanding tahun lalu.

Selain karena volume eskpornya sudah sangat terganggu hampir tiga bulan, produksi karet Sumut tahun ini juga lebih rendah akibat faktor alam.

"Untuk mempercepat kenaikan harga jual dan volume ekspor, pemerintah harusnya menyediakan dana talangan untuk membeli karet petani atau eksportir ketika harga sedang jatuh," katanya.

Kebijakan itu sebenarnya sudah disetujui tiga negara produsen utama, yakni Indonesia, Malaysia dan Thailand. Tapi nyatanya Indoensia tidak melakukan hal itu," katanya.

Sebelumnya, Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Eddy Irwansyah, mengatakan, pada Januari-Februari 2009 ekspor karet Sumut anjlok hingga 31 persen atau tinggal 62.978 ton dari periode sama tahun lalu sebanyak 90.895 ton, akibat permintaan yang masih terus melemah.

"Krisis global menyebabkan sejumlah industri otomotif mengurangi produksinya sehingga kebutuhan karet alam untuk ban di pasar internasional otomatis berkurang. Permintaan yang menurun itu juga dipicu oleh harga minyak bumi yang melemah," katanya.

Harga minyak bumi yang melemah, kata dia, ikut mendorong industri menggunakan karet sintesis yang harganya lebih murah, sehingga permintaan karet alam menurun.

"Permintaan yang masih tetap melemah itu akhirnya menyebabkan harga jual karet bertahan rendah. Harga SIR 20 pada 16 Maret di bursa misalnya ditutup pada 1,26 dolar AS per kg," katanya.

Akibatnya, kata Edy, harga bahan olah karet (bokar) di pabrikan juga masih lemah atau sekitar Rp11.000 hingga Rp11.500 per kg.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009