New York (ANTARA News) - Harga minyak mentah naik ke posisi puncak baru dalam empat bulan terakhir pada Selasa waktu setempat, di tengah harapan baru pemulihan ekonomi menyusul rencana pemerintah AS untuk membersihkan aset-aset bermasalah dari neraca keuangan perbankan, kata para dealer.

AFP melaporkan, kontrak berjangka utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Mei, meningkat 18 sen menjadi ditutup pada 53,99 dolar AS per barel, mengambil kembali penurunan awal dari aksi ambil untung.

Minyak mentah "Brent North Sea" London, untuk penyerahan Mei, naik tiga sen menjadi mantap pada 53,50 dolar AS per barel.

Minyak mentah berjangka telah mencapai level tertinggi sejak akhir 2008 pada Senin, mencerminkan pasar saham dunia yang "rally", setelah pengumuman rencana pemerintah AS membersihkan bank-bank sakit dari aset-aset bermasalah untuk membantu memicu pemulihan ekonomi.

Rod Smyth, ahli startegi dari Riverfront Investment Group, mengatakan, minyak dan komoditas lainnya mungkin menjadi penyokong upaya masif pemerintah AS untuk mencetak uang dan mendorong kredit.

"Kami yakin komoditas adalah aset paling berkelas seperti memberikan keuntungan dari ekspansi moneter ini," kata dia dalam sebuah catatan kepada para nasabahnya.

"Jika stimulus dan ekonomi bekerja, permintaan pulih, komoditas yang sensitif terhadap ekonomi, seperti minyak dan industri logam akan diuntungkan. Jika stimulus gagal dan para investor menjadi meningkat kegelisahannya tentang dolar karena the Fed mencetak uang banyak sekali, komoditas dan terutama emas akan mempertahankan nilai mereka."

Departemen keuangan AS, Senin, meluncurkan sebuah rencana yang lama ditunggu untuk membeli aset-aset bermasalah yang menyumbat sistem keuangan menggunakan pendanaan pemerintah, pinjaman kepada para investor dan jaminan untuk menarik modal swasta.

Para analis mengatakan rencana besar AS dapat menghidupkan kembali kredit dan pada gilirannya akan mendorong permintaan minyak di negara konsumen energi terbesar di dunia itu.

John Kilduff dari MF Global mengatakan menguatnya pasar saham dan komoditas respon terhadap upaya penyelamatan AS terakhir yang meningkatkan optimisme, namun jalan menuju pemulihan kemungkinan masih berbatu.

"Sementara pasar tampak memberikan suara persetujuan dan para investor menyambut baik bahwa situasi buruk kemungkinan akan berakhir, di sana banyak yang masih dapat menjadi salah," kata dia.

"Pertemuan G20 (KTT G-20) mendatang di London ditaburi rintangan yang baru-baru ini disimpulkan dalam pertemuan para menteri keuangan. AS, Inggris dan China diperkirakan mengulang putaran stimulus akan baik terhadap ekonomi mereka, sementara Uni Eropa yakin mereka telah cukup dan mempertahnakn regulasi lanjutan kunci untuk memperbaiki sistem keuangan dan memperbaiki stabilitas ekonomi."(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009