Singapura (ANTARA News) - Harga minyak mentah turun di perdagangan Asia, Rabu, setelah naik ke posisi tertinggi empat bulan di tengah harapan pemulihan ekonomi AS, kata para analis.

Seperti dilaporkan AFP, kontrak berjangka utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Mei, menyusut 67 sen menjadi 53,31 dolar AS per barel setelah ditutup pada 53,98 dolar AS pada Selasa di New York.

Minyak mentah "Brent North Sea" untuk penyerahan Mei mundur kembali 46 sen menjadi 53,04 dolar AS per barel.

Tindakan moneter yang diterapkan oleh pemerintah AS untuk membersihkan bank dari aset-aset bermasalah mendorong sentimen pasar, kata para analis.

"Kami yakin komoditas adalah aset paling berkelas seperti memberikan keuntungan dari ekspansi moneter ini," kata Rod Smyth, seorang ahli startegi pasar pada Riverfront Investment Group, dalam sebuah catatan kepada para nasabahnya.

"Jika stimulus dan ekonomi bekerja, permintaan pulih, komoditas yang sensitif terhadap ekonomi, seperti minyak dan industri logam akan diuntungkan."

Departemen keuangan AS meluncurkan sebuah rencana yang lama ditunggu untuk membeli aset-aset bermasalah yang menyumbat sistem keuangan menggunakan pendanaan pemerintah, pinjaman kepada para investor dan jaminan untuk menarik modal swasta.

Akan tetapi, para analis lainnya berhati-hati terhadap selebrasi prematur tersebut.

"Sementara pasar tampak memberikan suara persetujuan dan para investor menyambut baik bahwa situasi buruk kemungkinan akan berakhir, di sana banyak yang masih dapat menjadi salah," kata John Kilduff dari MF Global.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009