Srinagar, India (ANTARA News/AFP) - Sebuah kelompok gerilyawan garis keras yang bermarkas di Pakistan Rabu memperingatkan akan serangan baru terhadap tentara India, dan mengatakan pejuangnya bertanggungjawab atas pertempuran beberapa hari di Kashmir yang dilanda-pemberontakan.

Delapan tentara dan 17 gerilyawan tewas dalam bakutembak berlarut-larut yang dimulai Sabtu di distrik Kupwara di Kashmir, dekat dengan Garis Kontrol yang membagi zona India dan Pakistan dari wilayah Himalaya yang mayoritas Muslim itu.

Lahkar-e-Taiba (LeT) mengatakan para anggotanya terlibat dalam pertempuran itu, salah satu pertempuran tersengit dalam beberapa tahun belakangan ini.

"Bakutembak itu akan mengirim sebagai pesan pada India bahwa perjuangan untuk kemerdekaan Kashmir adalah dengan kekuatan penuh," jurubicara Lashkar Abdullah Ghaznawi mengatakan, dengan memperingatkan lebih banyak serangan pada tentara India.

Ia berbicara melalui telpon di Srinagar, di Kashmir yang diperintah India, dari sebuah tempat yang tak diungkapkan.

Ghaznawi mengatakan gerilyawan Lashkar mengawali bentrokan senjata itu dengan menyerang pasukan militer di daerah hutan. Ia mengatakan pertempuran itu menyebabkan 25 tentara India dan 10 gerilyawan Lashkar tewas.

Militer India mengatakan delapan tentara dan 17 gerilyawan tewas, dan bahwa operasi itu dilancarkan oleh tentara setelah mereka diberi informasi.

Lashkar telah dipersalahkan karena serangan mematikan di Mumbai akhir tahun lalu yang menewaskan 165 orang. Kelompok itu membantah peran apapun dalam serangan itu.

Perlawanan yang sudah berusia hampir 20 tahun terhadap pemerintah India telah menyebabkan lebih dari 47.000 orang tewas, menurut hitungan resmi.

Kashmir telah menjadi pusat perselisihan India dan Pakistan sejak kedua negara itu memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada 1947. Dari tiga perang India-Pakistan, dua di antaranya disebabkan oleh masalah Kashmir.

Pembicaraan mengenai masalah wilayah Himalaya yang indah itu hingga kini tak juga menghasilkan terobosan, dengan Pakistan mengusulkan keterlibatan pihak luar. India menolak keterlibatan seperti itu dalam masalah "bilateral" India-Pakistan.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009