Singapura, 26/3 (ANTARA/AFP) - Harga minyak mentah naik di perdagangan Asia Kamis menyusul rilis data terbaru tingkat permintaan di Amerika Serikat, konsumen energi terbesar dunia, yang tetap lemah.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Mei naik 54 sen menjadi 53,3 dolar AS per barel, sedangkan minyak mentah Brent Llaut Utara naik 76 sen menjadi 52,51 dolar AS per barel.

Direktur konsultan energi Hudson Capital untuk Asia, Jonathan Kornafel mengatakan  kenaikan harga pada Kamis adalah pembalikan biasa (technical rebound). "Rally pagi ini lebih merupakan technical rally."

Harga minyak di pasar AS turun karena para pedagang mendapat kabar bahwa cadangan minyak mentah AS naik lebih dari yang diperkirakan pekan lalu yang mengindikasikan melemahnya permintaan dari negara berperekonomian terbesar dunia itu.

Departemen Energi AS mengatakan, cadangan minyak mentah AS naik menjadi 3,3 juta barel pada pekan yang berakhir 20 Maret, dibanding ekspektasi pasar sebelumnya 1,3 juta barel.

Stok bisa terus naik selama kuartal kedua karena biasanya itu adalah musim di mana permintaan melemah, kata Nic Brown dari Natixis. "Data stok minyak akan sangat penting dalam beberapa pekan ke depan."

Sementara itu Departemen Energi AS (DoE) mengungkapkan, cadangan bensin atau bahan bakar minyak turun 1,1 juta barel, lebih besar dari perkiraan para analis yang memproyeksikan turun 500 ribu barel.

Stok bahan bakar kendaraan bermotor terus menjadi perhatian karena AS mulai  memasuki masa liburan musim semi pada Mei, dimana orang-orang Amerika banyak melakukan perjalanan jauh.

Pada waktu bersamaan, laporan mingguan DoE juga mengungkapkan stok minyak mentah di tempat penghubung utama Cushing, turun.

Dalam bulan-bulan terakhir ini, harga minyak mentah New York meningkat didorong berkurangnya stok di Cushing, Oklahoma, yang merupakan titik kirim untuk perdagangan minyak New York Mercantile Exchange (NYMEX).

Pada Selasa, harga minyak mentah naik ke posisi tertinggi empat bulan di tengah harapan bakal pulihnya ekonomi AS, namun turun lagi Rabu, setelah melonjak pada awal pekan di tengah rencana pemerintah AS akan membersihkan aset-aset bermasalah dari bank-bank `sakit` untuk memicu pemulihan ekonomi. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009