Tokyo (ANTARA News) - Para pemimpin Jepang Jumat memberi izin bagi penembakan jatuh roket Korea Utara atau serpihan-serpihannya jika obyek itu mengancam menghantam negaranya, kata Menteri Pertahanan Yasukazu Hamada.

"Saya keluarkan keperluan perintah untuk itu setelah dewan keamanan pada pagi ini memutuskan akan mengeluarkan perintah penghancuran obyek tersebut," katanya setelah bertemu dengan Perdana Menteri Taro Aso dan menteri-menteri penting kabinet lainnya.

"Kami akan melakukan yang terbaik untuk menangani obyek yang terbang dari Korea Utara dalam rangka menjamin keamanan dan keselamatan rakyat Jepang."

Kementerian pertahanan diperkirakan akan mengirimkan dua kapal perusak berperalatan Aegis di Laut Jepang (Laut Timur) dan pencegat Patriot di prefektur Akita utara dan Iwate, meskipun Hamada belum mengumumkan kepastian rencana tersebut.

Rezim Pyongyang mengatakan, bahwa pihaknya akan meluncurkan satu satelit komunikasi di atas wilayah Jepang pada awal April, namun Amerika Serikat dan negara-negara sekutunya di Asia mencurigai bahwa peluncuran itu adalah uji coba rudal balistik.

Tokyo, yang juga mengembangkan sistem pertahanan rudal dengan AS dalam beberapa tahun belakangan ini, sebelumnya telah memperingatkan bahwa pihaknya akan berusaha untuk menembak jatuh rudal atau serpihan-serpihan yang mengancam menghantam wilayahnya.

Korea Utara, yang telah mengumumkan bahwa peluncuran itu akan dilakukan 4-8 April, mengatakan bahwa pihaknya akan menganggap pencegat roket itu sebagai tindakan perang.

Perintah demikian adalah pertama kalinya dilakukan Jepang setelah pihaknya mengubah Undang-Undang Pasukan Angkatan Bela Dirinya pada 2005, dan mensahkan kemungkinan melakukan pencegatan-pencegatan rudal balistik.

Ditanya apakah Jepang berkemampuan untuk melakukan pencegatan rudal demikian, Hamada mengatakan: "Kami dengan jelas siap akan melakukan hal itu. Saya tidak khawatir atas apa yang kami bisa lakukan untuk itu."

Korea Utara telah memperingatkan, bahwa roket pendorong pertama diduga akan jatuh di Laut Jepang di lepas pantai prefektur Akita utara, sedangkan yang kedua akan jatuh di Lautan Pasifik, antara Jepang dan Hawaii.

Jepang telah memperingatkan, bahwa suatu peluncuran yang dilakukan Korea Utara merupakan pelanggaran terhadap resolusi-resolusi PBB, dan menyerukan kembali agar Pyongyang membatalkan melakukan peluncuran, demikian AFP..

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009