London (ANTARA News/AFP) - Para pemimpin dunia terlibat perdebatan-perdebatan keras mengenai bagaimana merenggangkan perbedaan diantara mereka dalam memulihkan perekonomian global ditengah pecahnya demonstrasi disertai kekerasan dimana seorang pria meninggal.

Para demonstran mengepung Bank of England (BoE, bank sentral Inggris) dan melempari jendela satu kantor bank yang berdekatan dengan gedung BoE yang dianggap sebagai simbol krisis keuangan di Inggris dan pemicu krisis likuiditas dan bangkrutnya ekonomi Inggris.

Keamanan sendiri diperketat menjelang berlangsungnya KTT Kelompok G20 Kamis ini dimana para pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Barack Obama berjuang untuk meluluhkan ketegangan diantara AS dan Eropa mengenai bagaimana mengatasi perlambatan ekonomi global.

Ribuan demonstran menduduki pusat keuangan kota London dan ketegangan pecah manakala demonstran menyerbu kantor Royal Bank of Scotland yang tahun lalu diambilalih kepemilikannya oleh negara.

Polisi mengakui bahwa mereka telah melakukan 63 kali penangkapan dalam berbagai bentrokan dan kemudian mengumumkan seorang pria roboh lalu meninggal di tengah penjagaan polisi dekat gedung Bank of England kendati para penyelamat darurat berusaha keras menolong sang pria.

Demonstrasi pecah di tengah para pemimpin dunia yang sedang bertemu menjelang KTT demi melunturkan perbedaan-perbedaan diantara mereka mengenai apakah memperketat pengaturan (sistem keuangan global) atau memperbesar stimulus fiskal untuk mengatasi krisis global.

Rabu malam tadi, para pemimpin dunia berkumpul di Istana Buckingham untuk sebuah jamuan yang dihadiri Ratu Elizabeth II, sebelum kemudian makan malam bersama di Kantor Perdana Menteri Inggris Gordon Brown di Downing Street 10.

Sebelumnya, Prancis dan Jerman menuntut tindakan yang lebih keras diambil para pemimpin G20, sementara Obama mengingatkan bahwa Amerika Serikat tidak bisa lagi menjadi "konsumen yang lahap" sehingga mungkin mempengaruhi pertumbuhan ekonomi seluruh dunia.

Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan Kanselir Jerman Angela Merkel mengungkapkan bahwa mereka tidak bahagia dengan draf proposal yang akan disampaikan pada KTT hari ini, dan berjanji untuk bersatu untuk aturan-aturan keuangan global baru yang tak bisa ditawar lagi.

"Tanpa regulasi baru, tidak akan ada kepercayaan, dan tanpa kepercayaan tidak akan ada pemulihan. Ini soal teramat besar, tidak bisa ditawar lagi," tandas Sarkozy kepada para wartawan, namun dia tidak mengeluarkan ancaman akan hengkang dari pertemuan (jika proposalnya ditolak).

Sementara itu, Merkel menyatakan negara-negara besar tidak boleh menunggu sampai pertemuan berikutnya diselenggarakan, dan menegaskan bahwa kedua negara menolak masuk dalam generalisasi dalam komunike akhir yang akan disampaikan para pemimpin G20 hari ini.

Tuan rumah KTT, PM Brown, telah menelepon Sarkozy Rabu kemarin menjelang pertemuan Kamis dimana mereka menyetujui perlunya menerapkan pengaturan sistem keuangan yang lebih keras, namun tidak akan dicantumkan sebagai isi komunike bersama, demikian keterangan kantor kepresidenan Prancis.

Obama dan Brown, yang berjuang menjembatani perbedaan pandangan diantara AS dan Eropa, berhasil memperkecil perbedaan namun tidak pada ruang lingkup krisis yang justru dihadapi oleh KTT ini.

"Jangan salah, kita sedang menghadapi krisis ekonomi terburuk sejak Perang Dunia Kedua, dan perekonomian global kini sudah demikian tersambung secara fundamental sehingga kita hanya bisa mengatasinya secara bersama," kata Obama yang baru saja bertatap muka untuk pertamakalinya dengan Presiden Rusia Dmitry Medvedev dan Presiden China Hu Jintao.

Setelah Obama berbicara dengan rekannya dari China, kedua pemimpin berjanji mendukung perdagangan global dan demi arus investasi, serta mengambil langkah dalam melawam proteksionisme, demikian Gedung Putih.

"China dan Amerika Serikat sepakat untuk melawan proteksionisme dan menjamin hubungan dagang AS-China yang logis dan stabil," demikian isi pernyataan yang disampaikan setelah Obama bertemua Hu di kediaman duta besar AS di London.

Belum lama ini China mengecam Amerika Serikat karena menerapkan aturan-aturan yang proteksionis.

Obama menegaskan bahwa karena pertemuan ini berkewajiban untuk menghasilkan kemungkinan hasil yang sangat substansial, maka sangat diperlukan penyisihan perbedaan-perbedaan diantara berbagai pihak.

Pemimpin AS ini menyatakan stimulus dan pengaturan sistem keuangan sama perlunya, seraya menyatakan AS tidak bisa menanggung sendiri beban menumbuhkan kembali pertumbuhan ekonomi.

"Semua orang harus menghadapinya dan saya kira ada kesepahaman yang didasarkan pada pembicaraan-pembicaran yang saya selenggarakan bersama para pemimpin dunia bahwa hal itu (melangkah bersama) itu sangat penting," katanya.

Kanselir Jerman Angela Merkel sendiri menyuarakan keprihatinan yang sama sebelum dia meninggalkan Berlin menuju London.

"Saya akan ke London dengan campur aduknya antara keyakinan dan keprihatinan. Di satu sisi prihatin pada bagaimana kita bisa benar-benar bertindak menghadapi situasi yang serius...Disebut yakin, karena kita tidak boleh berpangku tangan," kata Merkel.

Merkel berbicara lantang menentang negara-negara seperti AS dan Inggris yang mendadak pelit berbelanja karena krisis keuangan global.

Namun ketakutannya ditepis oleh Perdana Menteri Jepang Taro Aso yang negaranya pernah berbelanja besar-besaran dalam rangka memacu perekonomian menyusul krisis keuangan Asia. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009