Seoul (ANTARA News) - Korea Utara (Korut) pada Ahad meluncurkan roket jarak-jauh yang melewati Jepang, kata pemerintah di Tokyo yang menyatakan tindakan Korut itu membangkang seruan para pemimpin dunia agar Pyongyang membatalkan rencana yang kekhawatiran internasional.

Departemen Luar Negeri AS mengkonfirmasi bahwa Korut telah meluncurkan roket tapi tak memberi perincian lebih lanjut. Gedung Biru presiden Korea Selatan (Korsel) mengeluarkan pernyataan pada pukul 03:00 GMT (10:00), demikian laporan stasiun televisi KBS seperti dilaporkan Reuters.

Jepang menyatakan bagian pendorong kedua roket itu telah jatuh di Samudra Pasifik, yang menunjukkan peluncuran berhasil. "Proyektil yang diluncurkan dari Korea Utara hari ini tampaknya telah lewat ke arah Pasifik," kata kantor perdana menteri Jepang dalam satu pernyataan.

Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang menyatakan peluncuran tersebut sesungguhnya adalah "ujicoba rudal Taepodong-2", yang dirancang untuk membawa hulu ledak sampai ke Alaska.

Presiden AS Barack Obama pada Jumat mengatakan, masyarakat internasional akan melakukan tindakan kalau Korut melanjutkan peluncuran guna memperlihatkan kepada Pyongyang bahwa negara itu tak dapat bertindak tanpa hukuman.

Korut, yang miskin dan selama bertahun-tahun telah menggunakan ancaman militer guna memeras konsesi dari negara regional, telah menyatakan negara itu akan menempatkan satelit ke orbit sebagai bagian dari program antariksa perdamaian dan mengancam akan mengobarkan perang kalau roket tersebut dicegat.

Ahad adalah hari kedua dalam kerangka waktu 4-8 April yang telah ditetapkan Korut, yang menguji-coba senjata nuklir pada 2006, bagi peluncuran tersebut. Pada ujicoba peluncuran yang sebelumnya pada Juli 2006, rudal Taepodong-2 meledak sekitar 40 detik setelah diluncurkan.

Cuaca buruk dan perencanaan mungkin telah memaksa Korut menunda peluncuran itu pada Sabtu, kata beberapa pejabat di Seoul, setelah Pyongyang melaporkan persiapan selesai dan peluncuran dapat dilakukan segera.

Banyak ahli mengatakan daya pandang yang jelas akan membantu Korut, yang memiliki kemampuan radar terbatas, memantau peluncuran tersebut. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009