Yogyakarta (ANTARA News) - Universitas Gadjah Mada (UGM) akan mempertimbangkan menambah kuota mahasiswa baru yang akan diterima melalui jalur ujian masuk (UM) UGM.

"Dalam waktu dekat akan ada rapat kerja dengan dekan untuk mempertimbangkan penambahan jumlah kuota dengan tetap memperhatikan peningkatan kualitas dan keterbatasan ruang yang ada," kata Rektor UGM Soedjarwadi di sela peninjauan UM UGM di Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia, pertimbangan untuk menambah jumlah kuota mahasiswa dari jalur UM tersebut adalah sudah ditiadakannya program ekstensi mulai tahun ajaran 2009.

"Dekan akan menghitung kembali jumlah sumber daya yang ada dengan ketersediaan fasilitas pendukung," katanya.

Kuota awal untuk penerimaan mahasiswa melalui jalur UM sedianya adalah 52 persen dari rencana total mahasiswa yang akan diterima di UGM dari berbagai jalur sebanyak 6.900 orang.

Saat ini, kata dia, perbandingan antara dosen dan jumlah mahasiswa adalah 1:15, namun untuk menjadi sebuah universitas yang mengedepankan riset, rasio tersebut akan ditingkatkan menjadi 1:12 sehingga membuka kesempatan lebih banyak kepada dosen melakukan penelitian.

"Nantinya juga akan meningkatkan keikutsertaan mahasiswa dalam penelitian itu," katanya.

Sementara itu, pada UM UGM yang diikuti 44.565 peserta di 11 kota di seluruh Indonesia, rektor meminta agar masyarakat tidak mudah mempercayai rayuan dari oknum tidak bertanggung jawab yang mengaku bisa memfasilitasi calon mahasiswa masuk UGM.

"Tes masuk UGM hasilnya selalu dirapatkan secara transparan dengan semua dekan sehingga tidak mungkin ada pihak yang dapat memberi fasilitas masuk UGM dengan membayar," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia UM UGM, Budi Prasetya menyatakan pada tahun lalu tidak ada joki yang membantu mahasiswa masuk UGM.

"Meski pada tahun ini ada tiga laporan yang sudah masuk ke panitia mengenai indikasi penipuan, tetapi diharapkan tahun ini tidak ada joki," katanya.

Dalam UM tersebut juga terdapat beberapa mahasiswa yang harus mengerjakan soal dalam keterbatasan, di antaranya Rendi Andeska yang mengalami gangguan penglihatan.

Ia mengerjakan soal ujian di Pusat Pelatihan Bahasa dengan pilihan pertama yaitu program studi akuntansi.

Selain itu masih ada empat calon mahasiswa yang baru mengalami kecelakaan dan harus menggunakan alat pembantu untuk berjalan sehingga ditempatkan di ruang khusus. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009