Kolombo (ANTARA News/AFP) - Presiden Sri Lanka Mahinda Rajapakse hari Minggu mendesak pemberontak Macan Tamil menyerah untuk menghindari pembasmian total, sementara militer mengklaim membunuh sedikitnya 420 gerilyawan dalam pertempuran baru.

Rajapakse mengatakan kepada pendukung partai di kediamannya yang dijaga ketat Temple Trees di Kolombo bahwa pasukan keamanan hampir menghabisi Macan Tamil di wilayah timurlaut negara pulau itu setelah perang sengit puluhan tahun.

"Pilihan bagi kepemimpinan Macan Tamil adalah meletakkan senjata dan menyerah dan menyelamatkan jiwa kader yang tersisa," kata presiden tersebut.

Rajapakse, yang juga panglima tertinggi angkatan bersenjata, telah menolak seruan-seruan bagi gencatan senjata dan menekankan bahwa Macan Tamil harus meletakkan senjata dan mengizinkan warga sipil keluar dari daerah-daerah yang masih mereka kuasai.

Seruan itu disampaikan Rajapakse ketika militer menyatakan telah membunuh lebih dari 420 pemberontak Macan Tamil dalam pertempuran sengit dalam tiga hari terakhir dan akan melakukan operasi baru untuk membebaskan ribuan warga sipil di zona perang.

Pasukan Sri Lanka menguasai desa Puthukkudiriruppu dimana mayat 250 pemberontak ditemukan pada Minggu saja, kata jurubicara militer Brigjen Udaya Nanayakkara.

Belum ada pernyataan segera mengenai hal itu dari Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE), yang telah mengakui bahwa sejumlah wilayah yang mereka kuasai direbut oleh pasukan pemerintah di distrik pesisir Mullaittivu.

Pemberontak Tamil "kini menghadapi pembasmian total ketika prajurit-prajurit pemerintah terlibat dalam pertempuran orang per orang dengan mereka di wilayah kantung teror terakhir", kata kementerian pertahanan, yang menambahkan bahwa Macan Tamil telah kehilangan "benteng terakhir" mereka.

Gerilyawan Tamil dikepung selama berbulan-bulan di sebuah daerah hutan kecil oleh pasukan yang tampaknya hampir mengakhiri perang separatis mereka.

Sejumlah analis juga mengatakan bahwa Macan Tamil semakin mendekati kekalahan dan perang akan segera berakhir.

Presiden Rajapaksa sebelumnya telah memperingatkan pemberontak Macan Tamil agar menyerah tanpa syarat atau dibunuh.

"Mereka (Macan Tamil) harus mengizinkan warga sipil pergi dan kemudian menyerah tanpa syarat," kata Rajapaksa.

Militer telah mencapai serangkaian kemenangan, termasuk merebut kembali Kilinochchi, yang diklaim Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE) sebagai ibukota mereka, dan mengusir pemberontak tersebut dari Semenanjung Jaffna.

Pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak LTTE meningkat sejak pemerintah secara resmi menarik diri dari gencatan senjata enam tahun pada Januari 2008.

Pembuktian independen mengenai klaim-klaim jumlah korban mustahil dilakukan karena pemerintah Kolombo melarang wartawan pergi ke zona-zona pertempuran.

Lebih dari 70.000 orang tewas dalam konflik separatis panjang di Sri Lanka sejak 1972.

Sekitar 15.000 pemberontak Tamil memerangi pemerintah Sri Lanka dalam konflik etnik itu dalam upaya mendirikan sebuah negara Tamil merdeka.

Masyarakat Tamil mencapai sekitar 18 persen dari penduduk Sri Lanka yang berjumlah 19,2 juta orang dan mereka terpusat di provinsi-provinsi utara dan timur yang dikuasai pemberontak.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009