Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 17 penerjun Pasukan Khas TNI AU di dalam pesawat Fokker 27 milik TNI AU yang jatuh di hanggar PT Dirgantara Indonesia (DI), Bandara Husein Sastranegara, Bandung, dipastikan tewas.

Kepala Penerangan Korps Pasukan Khas TNI AU Kolonel Nairiza ketika dikonfirmasi ANTARA News di Jakarta, Senin, mengatakan, kondisi jenazah ke-17 penerjun tersebut terbakar dan terpotong-potong.

Dia menjelaskan, para penerjun tersebut merupakan siswa baru Para Lanjut Tempur (PLT) Paskhas Angkatan 33 yang tengah menjalani orientasi sebelum melakukan latihan terjun pada 8 April di Pangkalan Udara, Sulaiman, Bandung.

Dia menjelaskan, siswa baru tersebut didampingi 17 instruktur yang telah terjun terlebih dahulu. "Jadi, dalam orientasi tersebut, para siswa baru ditunjukkan bagaimana cara melakukan penerjunan yang ditunjukkan oleh para instruktur, sedangkan para siswa baru akan melakukan penerjunan pada 8 April itu," katanya.

Oleh karena itu, para siswa itu, katanya, hanya jadi penonton para instruktur yang melakukan penerjunan. "Instrukturnya telah terjun dan tinggal para siswanya," katanya.

Sebuah pesawat Fokker 27 milik TNI AU meledak sesaat sebelum mendarat di Bandara Husein Sastranegara sekitar pukul 13.00. Pesawat itu menabrak Gedung Divisi ACS (Aircraft Service) PT Dirgantara Indonesia. Bola api besar akibat ledakan ini membubung ke langit.

Mujiono, pegawai Nusantara Turbin Propulsi (NTP), anak perusahaan PTDI, mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar 10 menit setelah turun hujan besar. Saat itu ia berada di hanggar ujung landasan sebelah timur, kira-kira sekitar 200 meter dari gedung ACS.

"Pesawat datang dari arah timur hendak landing. Saya lihat posisinya sudah miring atau oleng. Lalu ia menghantam Gedung ACS dan langsung meledak. Bola api keluar, besar sekali," tutur Mujiono. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009