New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak mentah di pasar New York turun lagi, Selasa waktu setempat, berada di bawah 50 dolar AS per barel karena pasar mengkhawatirkan permintaan di tengah sinyal melemahnya ekonomi global yang kian mendalam, kata para dealer.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Mei, turun 1,90 dolar AS dari penutupan Senin, menjadi 49,15 dolar AS per barel.

Di London, minyak mentah jenis "Brent North Sea" untuk penyerahan Mei, jatuh 1,02 dolar AS menjadi ditutup pada 51,22 dolar AS per barel.

Pesimisme mencengkram pasar-pasar finansial, terutama pasar-pasar saham, karena musim laporan hasil kinerja korporasi AS diperkirakan akan mengecewakan dan memuncaknya kekhawatiran terhadap sektor perbankan.

"Laporan hasil kuartalan perusahaan yang akan diterbitkan hari-hari mendatang kemungkinan tidak akan mendapat tepuk tangan," kata Mike Fitzpatrick, seorang analis di MF Global.

"Dengan pasar yang lebih fokus pada pertimbangan makro ekonomi daripada apa pun, dukungan di atas 50 dolar AS baru-baru ini barangkali telah lari."

Sentimen para investor telah terpukul oleh sebuah laporan surat kabar Times di London yang mengatakan Dana Moneter Internasional (IMF) akan menproyeksikan aset-aset bermasalah seluruh dunia mencapai empat triliun dolar AS.

Pasar juga tergerus oleh penguatan dolar AS, yang membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar AS lebih mahal bagi para pembeli yang menggunakan mata uang lainnya dan karena kecenderungan berkurangnya permintaan.

"Musim terbaik untuk para pedagang (minyak) membeli telah datang dari pasar ekuitas dan melemahnya dolar," kata Peter Beutel, presiden konsultan energi AS Cameron Hanover, dalam sebuah catatannya kepada nasabah mereka.

"Ketika pasar saham melemah dan dolar menguat, pasar ini dimana pun telah menjadi tersembunyi," kata dia, menambahkan: "Fundamental yang utama suram dan mereka telah pergi dari kesulitan ke keburukan baru-baru ini."

Di Eropa, berita bahwa zona euro merosot lebih dalam dari perkiraan sebelumnya juga mengurangi sentimen pasar.

Ekonomi zona euro merosot pada tingkat tahunan 1,6 persen dalam tiga bulan terakhir 2008 dari kuartal sebelumnya, kata badan statistik Eurostat, merevisi estimasi kenaikan tipis sebelumnya 1,5 persen. Ini kali ketiga kuartal berturut-turut mengalami kontarksi.

Kemerosotan ekonomi global telah memangkas permintaan energi, dengan harga sekarang jauh di bawah rekor tertinggi di atas 147 dolar AS pada Julia tahun lalu.

"Harga minyak mentah diperdagangkan dekat level 51 dolar AS setelah turun (pada Senin) karena penurunan di pasar saham mengindikasikan sebuah perpanjangan resesi yang akan mengurangi permintaan minyak," kata analis BetOnMarkets, Dave Evans.

Pada Senin, kontrak New York jatuh 1,23 dolar AS.

Dalam lima pekan terakhir, harga minyak telah meningkat 23 persen di New York dan 17 persen di London.

Harga minyak mentah "rally" pekan lalu, setelah pertemuan tingkat tinggi G-20 di London memicu harapan terhadap pemulihan dari kemerosota ekonomi terburuk sejak 1945.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009