Jerusalem (ANTARA News/AFP) - Israel telah menguji coba sistem pencegat rudal balistik Arrow, proyek mahal yang diluncurkan dua dasawarsa lalu yang bertujuan menghadapi serangan terutama dari musuh utamanya, Iran.

Pencegat dan perusak rudal balistik Arrow (Het dalam bahasa Ibrani) itu sama dengan Shahab-3 Iran yang dapat mencapai Israel. Rudal itu ditembakkan oleh pesawat tempur Israel, Selasa, di atas Laut Tengah, kata seorang pejabat pertahanan.

"Pagi ini, sistem Arrow telah melakukan uji coba yang berhasil," kementerian pertahanan mengatakan dalam satu pernyataan.

"Keberhasilan proyek itu menandai satu langkah penting dalam rencana pengembangannya dan peningkatan sistem operasional untuk memberikan jawaban pada ancaman rudal balistik yang meningkat di kawasan ini."

Menteri Pertahanan Ehud Barak, yang menyaksikan uji coba tersebut dari sebuah helikopter, mengatakan dalam pernyataan kementerian itu bahwa digabungkan dengan sistem pencegat roket dan rudal lainnya yang sedang dikembangkan, proyek Arrow "akan memberikan perlindungan optimal dari ancaman strategis dekat dan segera".

PM Benyamin Netanyahu memuji peluncuran uji coba itu, dengan mengatakan, "Kami mencari perdamaian tapi kami akan tahu bagaimana melindungi diri kami sendiri".

Itu adalah uji coba terakhir yang berhasil dari Arrow, proyek yang diluncurkan pada 1988 saat program Star Wars yang sekarang telah mati pada masa mendiang presiden AS Ronald Reagan.

Program Arrow ditingkatkan setelah Israel dihantam oleh 39 rudal Scud Irak dalam Perang Teluk 1991.

Pengembangan Arraow sekarang separuhnya dibiayai sekutu utama Israel, AS. Israel mengatakan negara itu telah melakukan lebih dari 12 uji coba Arrow yang berhasil dalam berbagai kondisi.

Israel menganggap Iran akan menjadi musuh utamanya setelah seruan berulang-ulang oleh Presiden Mahmud Ahmadinejad agar negara Yahudi itu dihapus dari peta.

Israel, yang dianggap secara luas sebagai satu-satunya negara bersenjatakan nuklir di Timur Tengah, dan Washington menduga Iran sedang berupaya untuk mengembangkan senjata atom dengan berkedok sebagai program nuklir sipil, tuduhan yang Teheran berulangkali bantah.

Pada Maret, Iran mengatakan negara itu telah menguji coba dengan berhasil rudal udara-ke-laut dengan jarak 110 Km. Pengumuman itu tiba beberapa hari setelah seorang komandan penting militer mengatakan Teheran memiliki rudal yang dapat mencapai fasilitas nuklir Israel.

Mohammed Ali Jafari, kepala Korps Garda Revolusi Iran, mengatakan Teheran memiliki rudal dengan jarak lebih dari 2.000 Km, membawa seluruh Israel dalam jarak itu.

Namun beberapa pengamat pertahanan mempertanyakan akurasi dari rudal jarak jauh Iran itu.

Pernyataan Jafari itu tiba di tengah spekulasi terus-menerus bahwa Israel, yang memiliki fasilitas nuklir di Dimona di padang pasir Negev, tempat negara itu diperkirakan secara luas mengembangkan arsenal nuklir, dapat menyerang pembangkit nuklir Iran.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009